Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melawan Keterbatasan, Agus Melukis dengan Mulut dan Kaki Hingga Membawanya ke Dunia Internasional

Terlahir tanpa tangan dan memiliki satu kaki bukan halangan bagi Agus untuk menimba ilmu

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Melawan Keterbatasan, Agus Melukis dengan Mulut dan Kaki Hingga Membawanya ke Dunia Internasional
Kompas.com/Muhlis Al Alawi
Agus Yusuf, pelukis difabel asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun yang melukis menggunakan mulut dan kakinya menunjukan karyanya yang ditandatangani ibu negara, Ibu Tien Suharto 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Satu ingatan yang selalu terngiang di kepala Agus Yusuf (53) saat menceritakan masa lalunya.

Saat dia harus tertatih-tatih dengan keringat mengucur, karena berjalan tiga kilometer dengan satu kaki menuju bangku sekolah dasar empat puluh enam tahun silam.

Baca: Isi Sebenarnya Buku Khusus Milik Soeharto Saat Jadi Presiden, Mantan Kapolri Ungkap Soal Daftar Urut

Terlahir tanpa tangan dan memiliki satu kaki bukan halangan bagi Agus untuk menimba ilmu.

Sikap pantang menyerah itulah yang menjadikan Agus sebagai seniman hebat di nusantara.

Mengandalkan mulut dan kaki kirinya, Agus mampu menciptakan karya-karya lukisan yang luar biasa.

Agus Yusuf, pelukis difabel asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun yang melukis menggunakan mulut dan kakinya menunjukan karyanya lukisanya berupa foto presiden ketujuh RI, Joko Widodo
Agus Yusuf, pelukis difabel asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun yang melukis menggunakan mulut dan kakinya menunjukan karyanya lukisanya berupa foto presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Kompas.com/Muhlis Al Alawi)

Bahkan, lantaran keandalan melukisnya, Agus bisa pameran dan gratis keliling dunia.

Sore itu, menggunakan mulut dan kaki kirinya secara bergantian, Agus menuangkan goresan lukisan bunga mawarnya di kain kanvas.

Berita Rekomendasi

Untuk melukis dengan mulutnya, gigi pria paruh baya ini menggigit kuat kuas bergagang kayu.

Kuas kayu yang sudah digigit lalu dicolekan ke bawah di tempat cat minyak.

Untuk mendapatkan warna yang diinginkan, ia mengombinasikan antara satu warna dengan warna lainnya.

Setelah warna cat minyaknya diperoleh sesuai keinginannya, moncong kuas mulai digerakkan dengan mulutnya, di kain kanvas.

Kepalanya bergerak gemulai mengikuti sapuan kuas di atas kanvas.

Selesai menggores cat minyak, Agus terdiam sejenak mengamati hasil lukisannya.

Tak berapa lama kemudian, Agus kembali mengarahkan kuas ke tempat cat lalu melanjutkan sapuan kuasnya ke kain kanvas.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas