10 Hari Ditahan Polisi Malaysia, Suporter Indonesia Andreas Setiawan Tiba di Bali
Andreas Setiawan yang sempat ditahan Polisi Diraja Malaysia gara-gara candaan soal bom, akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Gusti Ngurah Rai.
Editor: Dewi Agustina
Diah tak sampai hati hingga terpaksa membohongi kedua buah hatinya itu dengan mengatakan jika sang ayah sedang bekerja di luar kota.
"Suami saya kan biasa kerja ke luar kota, ya saya bilang saja masih kerja. Terus yang kasihannya kan, biasanya video call tapi kali ini enggak bisa," sambungnya.
Diah juga mengungkapkan anaknya yang berumur 9 tahun sebentar lagi akan ulang tahun.
Ia sedih membayangkan anaknya ulang tahun tanpa kehadiran sang ayah.
"Saya sangat berharap segera ada kejelasan kepulangan suami saya. Semoga PSSI agar segera mengurus persoalan ini," harapnya.
Jadi Saksi
Diah menuturkan, suaminya yang menjadi Ketua Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) ditahan sebagai saksi.
"Kabarnya untuk pemeriksaan penyelidikan. Kemarin juga sudah ada Kapolda Bali bertemu saya dan menyampaikan sudah melakukan koordinasi dengan Polisi Malaysia," katanya.
Berdasarkan penjelasan yang ia tangkap dari Kapolda Bali, memang suaminya masih dalam tahap pemeriksaan selama dua minggu.
Menurut Diah, suaminya ditahan karena menjadi saksi atas postingan rekannya, Andre, yang jadi anggota SIPB.
Semua berawal dari postingan Andre di Facebook terkait candaan yang termuat kalimat bom.
"Kronologisnya memang si Andre itu. Ia bermaksud bercanda, tapi kata polisi ya bercanda soal bom itu sensitif di negara mana pun," jelas Diah.
Diah menuturkan, suaminya berangkat dari Bali pada Minggu (17/11/2019) malam, bersama empat rekannya.
Mereka sudah tiba di Malaysia dua hari sebelum pertandingan.
Baca: DPRD Makassar Panggil Pengusaha Panti Pijat Malam Ini
Baca: Alhamdulillah Andreas Suporter Indonesia Dibebaskan
"Berangkat ke Malaysia itu berlima, tanggal 17 Minggu malam. Kan tanggal 19 itu kan sudah ramai ada swe
eping, suami saya sempat menunda sejam untuk berangkat ke stadion," ceritanya.
Setelah merasa aman, suaminya berangkat ke Stadion Bukit Jalil.
Namun pada saat hendak masuk stadion, Andre ditangkap oleh kepolisian Malaysia.
"Pada saat mau masuk ke stadion itu, Andre yang ada di depan suami saya langsung ditangkap oleh pihak polisi sana. Jadi Andre ditangkap, dan suami saya dan Pak Rifki kaget 'wah itu kenapa teman saya itu'," katanya.
Suaminya dan Rifki yang masih tanda tanya atas penangkapan Andre lalu bersedia menjadi saksi dan mereka bertiga berurusan langsung ke kepolisian Malaysia.
Sementara dua temannya yang masuk stadion lebih dulu tidak ikut ditangkap.
Sesaat setelah penangkapan suaminya itu, dirinya langsung mendapat telepon dari sang suami.
"Dia bilang bahwa akan jadi saksi dari Andre. Setelah itu tidak ada kabar lagi," paparnya.
Pantauan Tribun Bali, 17 November 2019 lalu, banyak postingan Facebook Ian (akun FB Teol Teol) sebelum bertolak ke Malaysia.
Postingan tentang video sejak keberangkatan dari Bali hingga tiba di Malaysia.
Meski hanya berlima, dalam video terlihat mereka berani bernyanyi-nyanyian Indonesia dan memperlihatkan spanduk Suporter Indonesia Pulau Bali di bandara setempat.
"Harapan kami, PSSI segara bertindak. Masa hal ini saja perlu lama. Kami minta tolong PSSI desak ke sana karena mereka hanya fans. Utus (PSSI) orang ke sana untuk bebaskan, karena mereka ke sana niatnya untuk dukung Timnas Indonesia juga," jelas Diah.
Menurut Diah, Kamis (21/11/2019), komunitas fans Ultras Garuda sudah menyerahkan surat klarifikasi kepada KBRI di Malaysia bahwa mereka yang ditahan ini adalah suporter sepak bola, bukan kelompok radikal.
"Jadi latar belakang mereka sudah jelas, mereka sebagai suporter bukan teroris," ungkapnya.
Dua Fans Dianiaya
Nyoman Suharta yang juga fans Bali United yang sekaligus teman dari Ian Prada, Andre, dan Rifki, juga sangat berharap kasus ini bisa selesai dengan cepat dan ketiga bisa segera pulang ke Bali.
Saat ini ia mengaku masih menunggu perkembangan dari Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM).
"Jadi yang ditahan ada 14 orang suporter asal Indonesia. Dari ke 14 orang itu, sisa tiga orang ini yang masih ditahan dan diperiksa lebih lanjut karena diduga adanya ujaran di akun medsos milik ketiga teman kita itu merembet sampai menyebut istilah bom. Jadi saat ini kita masih menunggu informasi dari teman-teman terkait perkembangannya lebih lanjut," ujarnya saat dihubungi Tribun Bali, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya, kelompok suporter ASIM sudah berkomunikasi dengan keluarga Ian di Bali.
"Jadi kita masih menunggu koordinasi yang ada di Malaysia, tapi masih belum dijawab," tandasnya.
Dukungan dari fans-fans klub di tanah air maupun fans Timnas Indonesia diberikan kepada Ian Prada, Andre, dan Rifki.
Lewat postingan di media sosial, mereka meminta polisi Malaysia membebaskan ketiganya karena bukan teroris tapi suporter sepak bola.
Selain tiga suporter yang ditahan, dua suporter Indonesia lainnya juga dikabarkan dianiaya oleh suporter Malaysia sehari sebelum pertandingan.
Video penganiayaan ini tersebar luas di media sosial. Salah satu korban bernama Fuad pun terlihat babak belur di bagian wajahnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul BREAKING NEWS: Andreas Setiawan, Suporter Terakhir yang Ditahan di Malaysia Mendarat di Bali