Cerita Anak Kuli Angkut Raih IPK 3,94 dari Unsoed, Keterbatasan Ekonomi Bukan Kendala
Dan perjuangannya selama empat tahun menyelesaikan kuliah, Selasa (10/12/2019), terbayar lunas dengan menjalani prosesi wisuda
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Di tengah kondisi seperti itu, orangtuanya terpaksa menjual beberapa ekor ayam peliharaan dan pisang yang tumbuh di pekarangan rumah untuk menutup biaya hidup dan kuliah Indri.
"Terkadang ketika uang Bidikmisi belum cair dan saya memerlukan uang untuk biaya kuliah, ayah saya sampai harus menjual ayamnya. Saya juga kadang kerja part time kalau akhir pekan atau liburan," kata Indri.
Namun berbagai kendala yang dihadapi, tak menyurutkan semangat Indri untuk menyelesaikan kuliah dengan prestasi yang memuaskan.
Indri mengisi waktu jeda kuliah di kampus untuk belajar materi yang baru diberikan dosen hari itu.
"Yang membuat saya semangat kuliah karena melihat susahnya orangtua bekerja untuk saya sejak kecil sampai sekarang. Jadi lebih semangat kuliah, saya nggak mau mengecewakan orang tua," ujar Indri.
Indri mengatakan, selepas lulus rencananya akan mengajar di sekolah.
Baca: Komisi X DPR: Selama Ini Ujian Nasional Tidak Terbukti Meningkatkan Mutu Pendidikan
Impian untuk melanjutkan S2 terpaksa ditunda terlebih dahulu karena ingin mencari uang untuk menyekolahkan adiknya yang akan masuk SMK.
"Kemarin sudah daftar di beberapa sekolah, ingin kerja dulu, kalau sudah punya uang bisa sambil kuliah. Kuliah S2 ditunda dulu, karena ingin menyekolahkan adik saya juga," ujar Indri yang bercita-cita menjadi dosen ini.
Penulis: Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Anak Kuli Angkut Raih IPK 3,94 dari Unsoed, Rela Kerja Part Time hingga Orangtua Jual Ayam