Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PSBB Dicabut, Gubernur Khofifah: Surabaya Raya Lebih Berbahaya Ketimbang Jakarta

Hal ini karena angka penularan Covid-19 di Surabaya Raya sebenarnya masih tinggi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PSBB Dicabut, Gubernur Khofifah: Surabaya Raya Lebih Berbahaya Ketimbang Jakarta
HANDOUT
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (tengah) usai meninjau truk bantuan APD untuk Pemprov Jatim. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyatakan sangat berat mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya.

Hal ini karena angka penularan Covid-19 di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) sebenarnya masih tinggi.

Dengan diakhirnya PSBB ini, Khoffah memperkirakan Surabaya Raya menjadi daerah yang berbahaya, bahkan lebih bahaya ketimbang Ibu Kota DKI Jakarta.

Gubernur Khofifah menghentikan PSBB karena desakan ketiga kepala daerah di Surabaya Raya.

Ketiga kepala daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik juga telah berjanji akan menerapkan protokal kesehatan lebih ketat meskipun PSBB sudah berakhir.

Khofifah menjelaskan bahwa sejak awal penerapan PSBB sudah disepakati Pemerintah Daerah Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya.

"Pada dasarnya, semua bersifat bottom up," jelas Khofifah dalam tayangan Kompas TV, Senin (8/6/2020).

Baca: George Floyd Dimakamkan di Houston, Dihadiri 6.000 Orang

Baca: Bukti Peduli, Aurel & Azriel Sempat Peringatkan Ini Sebelum KD Lolos Jadi Anggota DPR: Hati-hati Mi!

Baca: Janjian di WA Bertemu Wanita Idaman, Ternyata Suaminya yang Datang, Nyawa pun Melayang

Berita Rekomendasi

Dalam setiap perpanjangan PSBB, Khofifah menyebutkan hal tersebut adalah keputusan pemda setempat.

"Pada perpanjangan pertama, PSBB tahap kedua, yang mengumumkan itu sendiri sudah perwakilan kabupaten kota," paparnya.

"Ketika PSBB tahap ketiga perpanjangan tahap kedua dimulai 26 Mei-8 Juni, yang mengumumkan juga adalah mereka bertiga," lanjut Khofifah.

Pada akhir PSBB tahap ketiga, Khofifah menyebutkan telah melakukan evaluasi dan rapat untuk memutuskan apakah PSBB harus dilanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Dalam rapat tersebut, dr Windhu Purnomo sebagai pakar epidemiologi Unair menjelaskan kondisi saat ini belum aman untuk mencabut PSBB.

"Kita mengundang perwakilan kabupaten dan kota. Kemudian dr Windhu yang mengomandani Tim Epidemiologi FKM Unair menjelaskan bahwa sesungguhnya Surabaya belum aman, Gresik belum aman, Sidoarjo belum aman," jelasnya.

TES SWAB - Petugas mobil PCR melakukan persiapan tes swab kepada 200 warga Kalirungkut, Medokan Ayu, Tenggilis dan Gunung Anyar di Utara Kecamatan Rungkut, Senin (1/6). Sebanyak 600 warga, Senin (1/6)  melakukan pemeriksaan swab dengan 2 tim mobil PCR bantuan BNPB yang melakukan pemeriksaan di 3 tempat (RS BDH, RSI A Yani dan di Utara Kecamatan Rungkut). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
TES SWAB - Petugas mobil PCR melakukan persiapan tes swab kepada 200 warga Kalirungkut, Medokan Ayu, Tenggilis dan Gunung Anyar di Utara Kecamatan Rungkut, Senin (1/6). Sebanyak 600 warga, Senin (1/6) melakukan pemeriksaan swab dengan 2 tim mobil PCR bantuan BNPB yang melakukan pemeriksaan di 3 tempat (RS BDH, RSI A Yani dan di Utara Kecamatan Rungkut). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Ia menyinggung kondisi di ketiga wilayah tersebut bahkan lebih parah daripada DKI Jakarta yang kurvanya sudah mulai melandai.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas