Viral Soal Mata Pelajaran Menyebut Ganjar Tidak Pernah Salat, Ini Reaksi Ganjar Pranowo
Ganjar Pranomo memberi tanggapan tentang viral soal mata pelajaran di sebuah buku yang menggunakan nama mirip dengan nama dirinya.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
Kepala Daerah asal PDIP ini menganggap soal itu sebagai kritikan bagi dirinya agar rajin beribadah.
"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjarnya banyak," ujar dia.
Tanggapan Penerbit Tiga Serangkai
Soal dalam buku pelajaran yang memuat nama Ganjar itu, rupanya diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri yang berlokasi di Solo.
Pihak PT Tiga Serangkai memberikan klarifikasi soal soal yang menjadi kontroversi itu.
PT Tiga Serangkai menyatakan, telah memberi penjelasan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Kesbangpol Provinsi.
"Sudah kami jelaskan tadi pada Kesbangpol Provinsi, juga Polresta Solo, nama dalam buku soal tersebut bukan merujuk pada Ganjar Gubernur Jawa Tengah," kata General Manajer Tiga Serangkai, Mas Admuawan, sebagaimana diberitakan TribunSolo.com.
Baca juga: Temui Ganjar Pranowo, Menhub Bahas Penanganan Banjir Semarang
Pihak PT Tiga Serangkai juga menyatakan siap untuk bertemu langsung Ganjar Pranowo untuk memberi penjelasan.
"Kami juga siap bertemu langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar untuk klarifikasi," imbuh Mas Admuawan.
Mas Admuawan menyatakan, kesamaan nama Ganjar dalam soal dengan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur hanyalah kebetulan.
"Itu hanya contoh sebuah nama, jadi namanya kebetulan sama," katanya.
Pasalnya, soal itu sudah ada sejak 2009 silam, sebelum Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jateng.
"Buku itu terbit pada 2009, tentu proses pembuatannya pada 2008," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan buku tersebut telah dicetak ulang semenjak diterbitkan pada 2009 silam.
Baca juga: Program Ganjar, Jateng di Rumah Saja Dikritik Lewat Karangan Bunga, Bertulis Ora Obah Ora Mamah
Soalnya pun tidak ada perubahan lantaran kurikulum yang digunakan masih sama.
"Kami belum merevisi buku tersebut karena tidak ada perubahan kurikulum," terang dia.
(Tribunnews.com/Daryono/Tio) (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso) (Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)