Proyek Tol Yogyakarta Solo-Yogyakarta Bawen di Klaten dan Sleman, Sebagian Mulai Bersihkan Lahan
Di Sleman sebagian warga terdampak saat ini sudah merobohkan bangunan rumah, sementara lahan persawahan juga mulai dibersihkan
Editor: Eko Sutriyanto
Kalau tidak tanah lagi ya bisa di luar desa yang berbatasan dengan desanya atau yang berbatasan dengan kecamatan," jelasnya.
Diakui Jaka, saat ini selain Desa Mendak, sejumlah desa lainnya juga sedang melaksanakan proses pengajuan untuk penggantian TKD-nya.
"Ini selanjutnya menyusul TKD di Desa Wunut, Kecamatan Tulung sudah pemberkasan kami, lalu Sidomulyo Delanggu, dan menyusul beberapa lainnya, " ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Iwan Sulistya Setiawan membenarkan jika TKD yang ia pimpin ikut diterjang tol.
"Iya, TKD kami yang berada di Desa Sidoharjo ikut kena Tol Yogyakarta Solo. Itu ada satu bidang seluas sekitar 1.088 meter persegi," jelasnya.
Menurutnya, pihaknya saat ini sudah mencarikan tanah pengganti TKD tersebut yang berada di Desa Wunut. "Kita cari gantinya di Desa Wunut langsung," imbuhnya.
Wilayah Sleman
Proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta Solo, maupunTol Yogyakarta-Bawen terus berlanjut. Setelah uang ganti rugi dibayarkan, kini mulai melakukan pembersihan lahan (land clearing).
Sebagian warga terdampak, saat ini sudah merobohkan bangunan rumah. Lahan persawahan juga mulai dibersihkan.
Pantauan Tribun Jogja, Minggu (12/9/2021), di Padukuhan Kadirojo 2, Purwomartani, Kalasan, sejumlah rumah mulai dirobohkan dan ditinggalkan.
Begitu juga di padukuhan sebelahnya, yaitu Temanggal 2, sejumlah rumah dan lahan persawahan telah dibersihkan dan diratakan.
Lahan yang dibersihkan itu, sebagian adalah lahan garapan warga padukuhan Temanggal 1.
Lokasi kedua padukuhan ini memang bersebelahan, dan sama-sama terdampak pembangunan Tol Yogyakarta Solo.
Baca juga: Menpora Amali Tegaskan Persiapan PON Papua Berjalan Baik: Tinggal Sedikit yang Harus Dibenahi
"Di padukuhan Temanggal 1, yang terdampak tol, ada 111 bidang. Mayoritas pemukiman dan ladang," kata Kepala Padukuhan Temanggal 1, Sugiharto, mengawali cerita, kala ditemui Tribun Jogja.