Penyelam yang Lakukan Evakuasi Siswa yang Tenggelam di Leuwi Ili Beri Kesaksian Mengejutkan
Penyelam alam yang ikut mencari mayat korban sampai ke dasar Leuwi mengaku susah makan susah tidur karena terbayang terus wajah korban
Editor: Eko Sutriyanto
Setelah itu warga setempat, penyelam alam suka rela terjun ke leuwi menyelam mencari 11 siswa yang dilaporkan belum juga pulang ke kobong (asrama) setelah mengikuti kegiatan susur sungai Jumat siang tersebut.
Setelah satu jasad muncul ke permukaan air, secara beruntun 10 jasad lainnya ditemukan tenggelam di dasar leuwi.
Dan jasad terakhir ditemukan pukul 20.20 WIB malam.
Dari 11 jasad siswa korban tragedi Leuwi Ili tersebut menurut Kalwas, perutnya dalam kondisi normal, kempes.
Tidak kembung, padahal berjam-jam berada dalam air.
“Kondisi tersebut seperti ada yang aneh,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Abah Suryana (65), warga Dusun Wetan Rt 01 RW 01, yang Selasa (19/10) tengah berada di pelataran tanggul Leuwi Ili, sedang memperbaiki tiang tempat garis polisi (police line) di pasang di sekeliling Leuwi Ili tersebut.
“Memang masih kepikiran bagi warga, semua korban perutnya masih kempes.
Tidak menggembung meski berjam-jam berada dalam air,” ujar Abah Suryana kepada Tribun Selasa (19/10).
Selain itu menurut Abah Suryana, pada hari Senin (18/1) siang ada warga yang melihat seekor kuya (bulus, kura-kura air tawar) berenang di sisi leuwi.
“Kuyanya sebesar nyiru atau tempayan,” katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Penyelam yang Evakuasi Korban Ceritakan Ada Lorong Besar di Leuwi Ili, Posisi Korban Berangkulan