Beli Minyak Goreng Curah Dalam Jumlah Tak Wajar, Diamankan Polisi
Stok dinyatakan aman, namun polisi mengamankan seorang warga yang diduga menjadi penimbun karena membeli dengan jumlah tidak wajar.
Editor: cecep burdansyah
"Aktivitas jual beli berjalan normal. Tidak ditemukan indikasi penimbunan maupun pengoplosan minyak goreng," ujarnya.
Namun pihaknya menemukan bahwa saat ini, stok minyak curah juga mengalami kelangkaan. Hal tersebut, kata AKP Agus Ady, kondisi tersebut diduga terjari akibat selumnya minyak tersebut sangat laris. Sebab harganya relatif murah.
Sementara itu, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas didampingi Kasat Reskrim Kompol Mikael Hutabarat bersama jajaran melakukan pemantauan migor curah di Pasar Kreneng, Denpasar, Selasa. Menurut Kapolresta, hasil pemantauan stok migor di Pasar Kreneng aman.
"Di sini minyak goreng curah khususnya aman, ada stok semua. Minyak kemasan juga mudah didapatkan," ujar Kapolresta.
Kapolresta mengatakan, terkait jika adanya oknum nakal dalam penyaluran minyak ke konsumen, pihaknya akan melakukan langkah hukum.
"Utamanya yang terpenting distribusi tersedia dulu semunya. Nanti Tim Satgas Pangan akan melakukan pengecekan setiap hari, jadi jangan khawatir. Kami cek distributor ke sub distributor ke konsumen utamanya masyarakat tidak dilakukan untuk kepentingan industri. Stok aman ke masyarakat itu yang terpenting," katanya.
Di Klungkung, jajaran Polres Klungkung memantau stok dan harga migor di pasaran, Selasa. Ini untuk menghindari penimbunan migor oleh distributor.
Kapolres Klungkung AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, keberadaa migor curah hilang di pasaran, padahal harganya disubsidi pemerintah.
Kepala Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Klungkung I Wayan Ardiasa menjelaskan, minyak goreng curah di Klungkung sudah hilang di pasaran selama lebih dari seminggu lalu.
Padahal minyak goreng curah menjadi harapan dari warga, karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Berbeda halnya dengan minyak goreng kemasan, setelah ada pencabutan HET dan kembali ke harga dengan mekanisme pasar, justru ketersediaanya melimpah di pasaran.
"Masalah ini kebijalan pusat, seperti itulah kenyataanya di pasaran," jelas Ardiasa. (mpa/weg/riz/mit)
Baca juga: Cipto Bangkit dari Keterpurukan Pasca Ditinggal Kabur Bosnya, Kini Bisnis Kulinernya Kinclong