Senangnya Dua ‘ADik Papua’ Ini Bisa Kuliah Gratis di Universitas Lambung Mangkurat, Ada Calon Dokter
Menurut Nikita, program Program ADik Papua membantu dia meraih mimpi sekaligus meringankan beban orangtuanya
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Eko Sutriyanto
“Awalnya saya enggak tau. Tiba-tiba ada tetangga dengar lewat radio, langsung ngasih tau ke saya eh kamu dapat beasiswa, wah Puji Tuhan deh,” sambungnya.
Anton berhasil lulus tes seleksi bersama 70 orang lainnya. Adapun mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Fakfak ada 50 orang.
“Tapi yang hingga saat ini bertahan kuliah di seluruuh indo itu sekitar 30an lah. Ya namanya juga seleksi alam,” ucap dia.
Anton saat ini telah menyelesaikan praktik kerja lapangan. Artinya, tinggal beberapa tahapan lagi dia akan resmi menjadi Sarjana.
Saat ini, sambung dia, anak bungsu dari 7 bersaudara ini tengah fokus menerjakan laporan. Setelah itu selesai, dia akan mengasah kemampuannya melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yng ada di internal maupun eksternal kampus.
Anton mengungkapkan, motivasi terbesarnya ingin duduk di bangku kuliah adalah orangtuanya, terlebih sang ibu. Keenam kakak ya adalah perempuan.
“Indonesia kan menganut sistem patriarki. Jadi kalau mereka yang perempuan ini nikah kan pasti ikut dengan suaminya, jadi siapa yang mau mengurus ibu? Nah itu motivasi terbesar saya untuk sukses,” kata Anton.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.