Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah 7 Tahun Jadi Desa Wisata Tapi Desa Marisa di Pulau Kangge Alor Belum Miliki Infrastruktur

Di Desa Marisa belum ada satupun infrastruktur penunjang dari pemerintah. Bahkan untuk sekadar penerangan, penduduk mengandalkan generator yang disewa

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Sudah 7 Tahun Jadi Desa Wisata Tapi Desa Marisa di Pulau Kangge Alor Belum Miliki Infrastruktur
Tribunnews.com/ Dewi Agustina
Suasana di Desa Marisa, Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto diambil Jumat (26/8/2022). 

Namun ada juga wisatawan yang berasal dari luar negeri seperti dari Spanyol.

Rata-rata mereka berkunjung ke Bukit Batu Peti dan juga Bolu Wai, lokasi untuk snorkeling dan diving.

Terpisah, Fatimah Laba, mengaku tak keberatan jika rumahnya sering dijadikan homestay bagi para tamu ataupun wisatawan di Desa Marisa.

Ibu 4 orang anak ini sudah beberapa kali rumahnya digunakan sebagai homestay untuk tamu.

Meskipun tidak mematok tarif menginap, Fatimah mengaku senang karena bisa membantu orang lain.

Kepala Desa Marisa Suaib (berdiri) saat menyambut kedatangan rombongan Reward Trip to Alor, Kamis (25/8/2022). (belakang dari kiri) Site Coordinator for Alor MPA Yayasan WWF Indonesia Haries Sukandar, Managing Director Epson Indonesia Muto Yusuke dan Head of Marcomm and PR Epson Nolly Dhanurendra.
Kepala Desa Marisa Suaib (berdiri) saat menyambut kedatangan rombongan Reward Trip to Alor, Kamis (25/8/2022). (belakang dari kiri) Site Coordinator for Alor MPA Yayasan WWF Indonesia Haries Sukandar, Managing Director Epson Indonesia Muto Yusuke dan Head of Marcomm and PR Epson Nolly Dhanurendra. (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Dukungan PT Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia

PT Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia bekerjasama membangun pariwisata sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Marisa, Pulau Kangge.

Berita Rekomendasi

Upaya yang dilakukan adalah mengembangkan rehabilitasi terumbu karang menggunakan methode rockpile (karang bertumpuk).

Program ini dilakukan dalam rangka merehabilitasi terumbu karang dan wisata bahari yang mengalami penurunan kehidupan karang akibat pengeboman ikan.

Kegiatan dilakukan di kawasan Pulau Alor dan Pulau Kangge, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melibatkan masyarakat lokal dengan memberdayakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Tujuannya untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat melalui aktivitas wisata di Alor dan sekitarnya.

Managing Director PT Epson Indonesia Muto Yusuke didampingi Head of Marcomm and PR Epson Nolly Dhanurendra mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program CSR di kawasan Indonesia Timur khususnya wilayah Pulau Alor.

"Epson berharap dukungan ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Marisa. Yang paling penting manfaatnya bukan hanya untuk Kangge tapi juga bagi Indonesia," kata Muto Yasuke didampingi Head of Marcomm and PR Epson Indonesia, Nolly Dhanurendra saat penyerahan bantuan untuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Marisa dalam kegiatan Reward Trip to Alor, Kamis (25/8/2022).

Suasana di Desa Marisa, Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto diambil Jumat (26/8/2022).
Suasana di Desa Marisa, Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto diambil Jumat (26/8/2022). (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia melakukan konservasi terumbu karang dengan sistem rockpile di kawasan Indonesia Timur mulai 1 Maret 2022 di Pulau Buaya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas