Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bantuan Belum Merata, 1 Keluarga Korban Gempa Cianjur Cuma Makan Sebungkus Nasi

Berikut ini kisah satu keluarga yang hanya makan satu bungkus nasi untuk tiga orang

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Bantuan Belum Merata, 1 Keluarga Korban Gempa Cianjur Cuma Makan Sebungkus Nasi
TribunJabar.id/Dian Herdiansyah
Sudirman dan anak istri yang makan satu bungkus nasi dibagi tiga 

TRIBUNNEWS.COM - Duka bagi korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, nampaknya masih terlalu mendalam.

Meski bantuan telah diberikan dari berbagai pihak, namun ada satu kisah sedih dari keluarga Sudirman.

Sudirman bersama anak dan istrinya harus rela berbagi satu bungkus nasi dibagi bertiga.

Keluarga sudirman berasal dari Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Sugenang, Kabupaten Cianjur.

TribunJabar yang sedang meliput wilayah terpencil di Kecamatan Sugenang lah yang menemukan kisah haru Sudirman dan keluarga kecilnya.

Sudirman, terlihat sedang menikmati satu nasi bungkus, yang harus dibagi dengan istri dan anaknya.

Baca juga: Update Data Dampak Gempa Cianjur: Korban Meninggal 272, 2.046 Luka-luka, 31 Sekolah Rusak

Istrinya, Iis, setelah makan pun mengusap kepala anaknya sambil menundukkan kepala dengan mata yang sayup.

BERITA REKOMENDASI

"Dede kita pulang dulu ke umi ya," ucapnya sambil usap-usap kepala anaknya.

Sudirman pun mengatakan jika ia dan warga lainnya masih mengalami kesulitan makan dan minum.

Hal tersebut karena akses ke wilayahnya tak bisa dijangkau kendaraan.

Akses menuju wilayah Sudirman tertutup akibat gempa magnitudo 5.6 yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu.

"Ya masih agak susah masuk, karena akses jalan untuk bantuan belum bisa masuk. Masih evakuasi jalan," terang sudirman.

Sudirman dan keluarganya pun saat ini masih di tempat pengungsian.

Ia juga masih harus melihat orang tuanya yang juga masih mengungsi.

Rumahnya yang rusak juga makin menambah kepiluan Sudirman.

Terlebih, saat dinyatakan selesai dari pengungsian, ia bingung harus tinggal di mana.

"Ya mudahan-mudahan ada penanganan cepat dari pemerintah dan ada bantuan juga dari para dermawan," ungkapnya.

Bantuan Belum Merata

Bantuan yang belum merata juga diungkapkan oleh Rizal Rifai, seorang relawan pegiat alam bebas Yosbray Cianjur.

Terlebih di daerah terisolir Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Ia mengatakan, wilayah yang paling jauh dari jalan utama masih sangat membutuhkan bantuan.

Tim medis Yosbray yang lalukan penanganan
Tim medis Yosbray yang sedang melakukan pertolongan pertama

Baca juga: Gempa Cianjur: 39 Orang Masih Hilang, 107 Jenazah Belum Teridentifikasi

Beberapa wilayah, terangnya, juga hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki.

"Saya sudah masuk sampai ke wilayah (Kecamatan Cugenang) yang paling jauh dari jalan utama. Di sana masih sangat membutuhkan bantuan. Tidak hanya minim, sebagian malah tidak ada karena akses ke sana hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki," ujar Rizal seperti yang diberitakan TribunJabar.

Rizal bersama tim Yosbray yang berisi warga cianjur mengaku telah turun langsung ke titik-titik bencana, tak lama setelah gempa terjadi.

Pihaknya juga melakukan penyisiran untuk menjangkau wilayah yang masih terisolir.

Tak hanya itu, ia bersama timnya juga membawa tenda, terpal, dan kebutuhan lainnya yang bisa dibawa melewati akses yang tak bisa dijangkau.

"Sambil melakukan penyisiran, kami membawa tenda, terpal, dan kebutuhan-kebutuhan yang mampu dibawa melewati akses yang cukup sulit, karena memang ada beberapa titik yang tidak bisa dilalui kendaraan. Harus berjalan kaki," tambahnya.

Rizal menambahkan, akan membawa genset untuk penerangan.

Hal tersebut dilakukan karena banyak titik yang aliran listrinya masih terganggu.

"Sedang kami usahakan untuk bawa generator set (genset) di beberapa titik, karena tidak hanya untuk penerangan, tapi juga kebutuhan alat eletkronik supaya bisa tetap berkomunikasi," terang Rizal.

Ia juga menceritakan jika ada tim medis yang sejak Senin (21/11) masih melakukan penyisiran ke daerah terdalam untuk membantu memberikan pertolongan pertama.

"Baru tadi, salah satu tim medis kami, sudah tidak bisa dihubungi. Tadi melaporkan daya baterainya sudah tinggal beberapa persen. Kalau sudah begitu, biasanya dia turun ke posko utama untuk isi ulang kemudian lanjut lagi," pungkasnya.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Seli Andina Miranti/Dian Herdiansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas