Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Bayi Meninggal di RSUD Sidikalang Berujung Damai, Orang Tua Sang Bayi Terima Uang Rp 25 Juta

Kasus bayi meninggal di RSUD Sidikalang Provinsi Sumatra Utara (Sumut) berakhir damai. Pasutri ini menerima uang dari dokter sebesar Rp 25 juta.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Bayi Meninggal di RSUD Sidikalang Berujung Damai, Orang Tua Sang Bayi Terima Uang Rp 25 Juta
HO
Ilustrasi bayi - Kasus bayi meninggal di RSUD Sidikalang Provinsi Sumatra Utara (Sumut) berakhir damai. Pasutri ini menerima uang dari dokter sebesar Rp 25 juta. 

Dia mengungkapkan, apabila dari awal disebut tidak ada dokter, maka pasangan suami istri akan bergerak ke rumah sakit yang ada di Kota Kabanjahe Kabupaten Karo.

Baca juga: Kasus Bayi Meninggal di RSUD Jombang Berakhir Damai, Bagaimana Kasus Itu Bermula?

Setelah diberitahu ada dokter, maka Rahmadayanti kemudian dibawa ke ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD)  dan dilakukan pemeriksaan luar.

Setelah dilihat sudah pecah ketuban, perawat yang kala itu sedang berjaga kemudian menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan USG.

Namun, pemeriksaan itu dilakukan oleh dokter yang kala itu disebut sedang melakukan operasi kepada pasien lain.

"Setelah kami tunggu sampai jam 12 malam ke atas, kata perawatnya besok aja di USG. Rawat inap aja dulu. Baru lah saya dibawa ke ruangan Mawar, " Jelasnya.

Setelah keesokan harinya tepatnya pada hari Minggu, Rahmadayanti tak kunjung mendapatkan perawatan dari pihak kedokteran.

Malah menurut salah seorang perawat bahwa dokter pada hari Minggu tidak ada di rumah sakit.

Berita Rekomendasi

"Rupanya pas hari Minggu, enggak ada dokter. Besok lah pas hari Senin," ucap Rahmadayanti menirukan ucapan perawat.

Dirinya pun mendesak perawat agar segera dilakukan pemeriksaan USG, namun perawat malah memarahi pasien.

"Katanya masih ada nomor antrean. Nanti lah tunggu nomor antreannya kosong. Aku kondisinya sudah lemas, tidak ada tenaga lagi. Jadi kami tanya, bagaimana ini. Lalu dibawa lah kami ke ruangan VK (kamar bersalin). Jadi karena sudah gak sanggup lagi, ku bilang lah, gak bisa kami di duluankan kak? Lalu kata mereka, masih banyak pasien di situ. Lagian dokter cuma satu. Kalau kalian mau (cepat), kalian bilang lah sama dokternya," ungkapnya.

Hingga pada hari senin, sekitar pukul 4 sore, dirinya baru dibawa ke ruangan operasi untuk dikeluarkan bayi dari dalam perutnya.

Namun nahas, bayi dalam kandungannya sudah meninggal dunia.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, pihak keluarga kemudian meminta bayi tersebut agar segera dilakukan prosesi pemakaman.

Menurut Rahmadayanti, dirinya sampai sekarang belum mendapat keterangan resmi dari dokter terkait apa penyebab sang bayinya meninggal dunia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas