Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penampakan Kotak Infak yang Disebar Terduga Teroris, Digunakan Sebagai Sumber Pendanaan Aksi Teror

Terduga teroris di Solo Raya menyebarkan kotak amal yang digunakan untuk mencari pendanaan membeli bahan peledak.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Penampakan Kotak Infak yang Disebar Terduga Teroris, Digunakan Sebagai Sumber Pendanaan Aksi Teror
TRIBUNSOLO Anang Maruf
Kotak amal terduga teroris di Solo Raya. Sebanyak 50 kotak infak diamankan Densus 88 dari para terduga teroris. Kotak infak dijadikan sumber pendanaan untuk membeli bahan peledak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNNEWS.COM - Para terduga teroris yang ditangkap di wilayah Solo Raya mendapatkan pendanaan dari kotak infak yang disebar di sejumlah lokasi.

Total sudah ada 5 terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror dalam sepekan terakhir.

Mereka ditangkap di tempat dan waktu yang berbeda-beda.

Lokasi penangkapan yakni di Solo, Boyolali dan Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kotak infak berjumlah 50 buah itu diamankan karena diduga dijadikan sebagai sumber pengumpulan dana.

PPID Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan kotak infaq bertuliskan Sahabat Langit dan Sahabat Umat disebar dan hasilnya untuk modal membeli bahan peledak.

Baca juga: Sosok RS, Terduga Teroris di Sukoharjo, Istri Bomber Astana Anyar, Dorong Suami Lakukan Pengeboman

Berita Rekomendasi

"Kotak-kotak sumbangan itu adalah sarana untuk mengumpulkan pendanaan mereka," terang Aswin Siregar saat jumpa pers di Mapolresta Solo, Jumat (4/8/2023).

Selain itu barang bukti penting, termasuk peralatan elektronik, bahan-bahan kimia, dan alat-alat yang digunakan dalam merakit bahan peledak ikut diamankan Densus 88.

Dalam penangkapan terduga teroris di sejumlah tempat di Solo Raya ini disebut dipimpin oleh sosok S yang juga menjadi pentolan aksi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Polresta bandung tahun lalu.

Sosok S sendiri merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansor Tauhid (JAT) sejak tahun 2008-2014 yang kemudian menjadi simpatisan ISIS sejak tahun 2014 hingga sekarang.

Aswin Siregar menjelaskan, S merupakan murid dari doktor Azahari dan belajar merakit bom dari gurunya tersebut sudah sejak lama.

"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu Doktor Azahari," terangnya.

Aswin Siregar menambahkan bahwa S berlatih membuat bahan-bahan, membuat switching, membuat paketnya, termasuk pengkaderan pengantin atau calon pelaku bom bunuh diri sampai siap beraksi.

Baca juga: 5 Terduga Teroris Ditangkap di Solo Raya, 50 Kotak Infak Diamankan, Dijadikan Sumber Pendanaan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas