Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lagi Pasien Rabies di NTT Meninggal, YB Sempat Mengeluh Sesak Napas, Gelisah, Takut Angin hingga Air

Korban gigitan anjing rabies yang meninggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah. YB meninggal 5 bulan setelah digigit anjing peliharaannya

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Lagi Pasien Rabies di NTT Meninggal, YB Sempat Mengeluh Sesak Napas, Gelisah, Takut Angin hingga Air
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN WARGA
Ilustrasi korban gigitan anjing diduga rabies saat dirawat di Puskesmas Kempo, Dompu, Minggu (13/8/2023). Korban gigitan anjing rabies yang meninggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah. Tercatat hingga Kamis (23/11/2023), sebanyak 11 pasien meninggal dunia akibat virus rabies. 

"Pasien (positif rabies) sudah meninggal dunia. Baru saja meninggal dunia," ujarnya.

"Diagnosa pastinya rabies. Pasien digigit anjing tak dikenal 2 bulan lalu di (Desa) Lemon. Katanya 3 hari kemudian anjingnya mati," ujar Robert melalui pesan WhatsApp.

Gejala khas yang ditunjukkan pasien saat dievakuasi ke RSUD Kefamenanu yakni phobia terhadap air.

YS Kabur dari Puskesmas




Sementara itu YS (43) meninggal dunia setelah kabur saat dirawat di Puskesmas.

Warga kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan pasien dengan gejala rabies.

"Kejadiannya kemarin sekitar pukul 14.40 Wita. Pasien suspek rabies ini kabur dari Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Niki-niki," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Ria Tahun, Selasa (7/11/2023) siang, dikutip dari Kompas.com.

Ria menceritakan, peristiwa itu bermula saat YS mengeluh sesak napas, panas tinggi, dan keringat berlebih pada Minggu (5/11/2023).

BERITA TERKAIT

Pihak keluarga kemudian membawa YS ke Puskesmas Niki-Niki untuk mendapatkan perawatan medis.

Tiba di puskesmas, YS tampak gelisah.

Dia terus berteriak dan berontak sehingga petugas medis kewalahan untuk menanganinya.

Pada Minggu (5/11/2023) sore, keluarganya membawa YS ke Puskesmas Niki-niki untuk dirawat.

Sekitar pukul 23.00 Wita, dia mulai mengeluhkan gejala khas rabies dan terus dirasakan hingga Senin (6/11/2023).

Sekitar pukul 12.30 WIB, korban mulai menunjukkan kegelisahan, mengamuk lalu kabur.

Lalu petugas medis meminta persetujuan dari keluarganya untuk melakukan tindakan restrain (diikat).

Sekitar pukul 14.40 Wita, dia terus mengamuk hingga ikatannya putus kemudian kabur dari puskesmas dengan cara melompat pagar dan keluar ke permukiman.

Petugas medis langsung meminta bantuan pengamanan dari polisi dan TNI, untuk membantu mengamankan korban.

Tak Mau Divaksin

Dari informasi yang dikumpulkan dari keluarga, YS pernah digigit anjing di bagian tangan pada Juni 2023.

Setelah digigit anjing, YS mencuci luka gigitan seadanya tanpa menggunakan deterjen.

Warga setempat menyarankan YS agar melapor ke puskesmas agar tidak terjadi infeksi.

Namun, dia menolak karena menganggap luka gigitan tersebut tidak perlu mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).

YS kemudian dinyatakan meninggal pada Selasa (7/11/2023) dini hari.

Ria menjelaskan, beberapa jam sebelum meninggal, keluarga sempat menginformasikan kepada petugas medis puskesmas bahwa ada busa keluar dari mulut YS.

Petugas lalu memeriksa kondisi korban dan menyatakan YS meninggal dunia.

"Meninggalnya tadi subuh, sekitar pukul 03.30 Wita," kata Ria kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/11/2023) malam.

Menurut Ria, jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasinya, maka diduga YS mengalami gejala khas rabies.

"Karena mulai muncul gejala awal di minggu ke-20 dan hari keenam pasca-gigitan. Dia meninggal setelah mengalami gejala khas rabies," ujar Ria.

Mengenal Rabies & Penanganannya

Seperti diketahui, rabies merupakan virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi.

Sumber penular dari rabies berasal dari hewan terutama pada anjing.

Selain itu, terdapat beberapa hewan lainnya seperti kucing, sapi, kambing, dan kuda.

Bahkan hewan liar pun juga bisa menularkan, seperti kelelawar, berang-berang, anjing hutan, rubah, monyet, dan rakun.

Virus rabies membutuhkan waktu untuk mencapai otak atau sistem saraf dan mulai menginfeksi.

Gejala akibat virus rabies muncul sekitar 30-90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi.

Beberapa gejala awal yang muncul, seperti kesemutan pada luka gigitan, demam dan sakit kepala.

Dalam kondisi memburuk gejala yang muncul di antaranya kram otot, sesak napas, dan halusinasi.

Selain itu, virus rabies dapat berpotensi menyebabkan kelumpuhan.

WHO menemukan bahwa 30 persen dampak rabies adalah kelumpuhan.

Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala masih ringan maupun jika telah mengalami gigitan hewan yang diduga terinfeksi.

Ketika terpapar virus rabies, ada beberapa penanganan yang dapat kita lakukan yaitu segera mencuci luka gigitan HPR dengan menggunakan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit.

Hal ini dilakukan untuk membunuh virus rabies di sekitar area luka.

Kemudian berikan serum atau antiseptik (seperti povidon iodine, alkohol 70 persen, dan lain-lain) jika digigit hewan penular.

Kemudian lakukan vaksin rabies PrPP bagi kelompok berisiko dan lakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan atau hewan sekitar yang sering memiliki kontak dengan manusia

Sumber: (POS-KUPANG.COM/Adrianus Dini/Dionisius Rebon) (Tribunnews.com) (Kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Warga Boti Meninggal Digigit Anjing Peliharaanya Sendiri, Korban Rabies ke 11 di TTS

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas