Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siksa Anaknya dengan Sadis, Ibu di Surabaya Beri Pengakuan: Ajaran Gaib, Bisa Ramal Orang

Seorang ibu muda di Surabaya tega menganiaya anaknya dengan sadis. Ngaku ajaran gaib hingga bisa meramal orang.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
zoom-in Siksa Anaknya dengan Sadis, Ibu di Surabaya Beri Pengakuan: Ajaran Gaib, Bisa Ramal Orang
iStockphoto
Ilustrasi kekerasan pada anak - Seorang ibu muda di Surabaya tega menganiaya anaknya dengan sadis. Ngaku ajaran gaib hingga bisa meramal orang. 

Masih dari laman TribunJatim.com, warga sekitar hampir setiap hari mendengar suara tangisan dari rumah Aca.

Dikatakan Sulis, seorang warga sekitar, Aca kerap marah saat anaknya pergi keluar rumah.

"Namanya anak kecil kan senang main, tapi sama ibunya dilarang."

"Kalau marahi anaknya itu nemen (kebangetan) ya dijewer, ya ditepuk," kata Sulis.

Warga yang kasihan dengan korban akhirnya melaporkan Aca ke Dinas Sosial.

Korban pun sempat diungsikan ke Dinas Sosial.

Namun, enam bulan kemudian, Aca mendatangi Dinas Sosial dan memohon bisa membawa anaknya pulang.

Berita Rekomendasi

Saat itu, Aca berjanji tidak akan menyiksa anaknya lagi. Akan tetapi, janji itu tak ditepati.

Aca kembali menyiksa anaknya, bahkan lebih parah dari sebelumnya.

"Saat dibawa pulang itulah, pelaku kembali melakukan kekerasan kepada korban."

"Kekerasan yang dilakukan pelaku seperti menyiram korban dengan air panas hingga kulitnya melepuh."

"Memukul korban, kemudian menghancurkan gigi korban menggunakan tang, pelaku juga mengikat korban," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono.

Korban Berusaha Tutupi Lukanya

ACA (26) ditangkap polisi atas kasus penganiayaan anak kandungnya, Senin (22/1/2024).
ACA (26) ditangkap polisi atas kasus penganiayaan anak kandungnya, Senin (22/1/2024). (TRIBUNMADURA.COM/TONY HERMAWAN)

Mendapat perlakuan kejam dari sang ibu, secara sekilas kondisi E tampak biasa saja.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APPKB) Surabaya, Ida Widayati mengatakan, hal itu diduga karena korban sudah terbiasa dengan perlakuan ibunya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas