Isak Tangis Serta Amarah Warga Warnai Penertiban PKL di Puncak Hingga Ancam Golput di Pilkada
Ia tak kuasanya menahan air matanya kala melihat ladang usahanya hancur lebur setelah tujuh tahun menggantungkan hidup dengan berjualan.
Editor: Muhammad Zulfikar
Ia menegaskan tidak akan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 November 2024 mendatang.
"Pokoknya kalau ada pemilihan-pemilihan itu engga akan ada yang nyolok, golput semua orang sini mah," ucapnya.
Baca juga: PKL di Sekitar Pasar Deli Mas Plaza Lubuk Pakam Sumut Ditertibkan Jelang Kedatangan Jokowi
Diwarnai Amarah
Kawasan wisata Puncak Bogor yang biasanya indah berubah mencekam pada Senin (24/6/2024) pagi.
Di bawah langit yang cerah dan hijaunya pepohonan, suasana tidak kondusif terjadi di jalur Puncak khususnya dari Rest Area Gunung Mas hingga objek wisata paralayang Gantole.
Pasalnya sejak pagi hari Pemerintah Kabupaten Bogor sedang melaksanakan giat penertiban bangunan liar pedagang kaki lima (PKL).
Sementara itu, masyarakat yang merupakan pedagang di sepanjang Jalur Puncak berusaha menghalau petugas agar tidak menghancurkan tempatnya usaha.
Gelombang penolakan pun dilakukan oleh para pedagang untuk mempertahankan tempatnya mencari nafkah.
Mulai dari aksi unjuk rasa di depan Rest Area Puncak, blokade jalan dengan membakar ban, hingga penolakan dari perseorangan dilakukan kepada petugas hingga menimbulkan situasi memanas.
Kini, warung-warung yang biasa disinggahi wisatawan pun kini telah luluh lantak rata dengan tanah dirobohkan alat berat oleh petugas.
Isak tangis hingga teriakan histeris para pedagang pun tak terbendung lagi melihat tempat usahanya kini telah hancur lebur.
Sumpah serapah pun dilontarkan oleh warga yang terdampak penertiban.
"Matiin aja pak sekalian, bapak-bapak mah enak di gajih sama Pemerintah," luapan emosi warga kepada petugas.