Kaum Pemuda Papua Tengah Diajak Junjung Inklusivitas dan Berembuk Bangun Indonesia
Keterlibatan pemuda dari berbagai latar belakang lewat forum yang digelar Rembuk Pemuda merupakan bagian penting menuju harapan baru Indonesia.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjabat (Pj) Bupati Mimika, Johannes Rettob hadir dalam kegiatan Rembuk Pemuda bertajuk 'Pemuda Papua: Harapan Baru Indonesia' di Timika, Papua Tengah, Minggu (14/7/2024).
Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa populasi pemuda di Papua Tengah, khususnya di Timika mencapai 53 persen dari total keseluruhan populasi penduduk.
Sehingga dipandang penting melibatkan pemuda dari berbagai latar belakang untuk berembuk dalam membangun Papua Tengah.
"Kita berharap bahwa Rembuk Pemuda akan menjadi wadah kita semua, bersatu untuk membangun Papua Tengah bersama-sama. Kalau kita jadi satu, kita lebih kuat. Kalau ego kita terlalu tinggi, tertutup masa depan kita," kata Johannes.
Sementara itu mantan Bupati Paniai, Meki Fritz Nawipa mengatakan Papua Tengah adalah miliki bersama, tidak hanya untuk satu golongan.
Keterlibatan pemuda dari berbagai latar belakang lewat forum yang digelar Rembuk Pemuda merupakan bagian penting menuju harapan baru Indonesia.
“Papua Tengah bukan hanya untuk orang pegunungan, bukan juga hanya untuk orang yang di pesisir saja. Papua Tengah untuk semua sebagai harapan baru Indonesia," tegas Meki.
Senada, Aidil Pananrang selaku Founder Rembuk Pemuda menyampaikan bahwa forum ini jadi wadah bagi semua anak muda untuk saling bertukar pikiran, pandangan dan gagasan tanpa adanya batas perbedaan.
Semua orang lanjutnya, bisa mengambil peran sesuai dengan bidangnya masing - masing.
Sebab, pemuda bukan hanya sebutan bagi mereka yang berlatar belakang aktivis, melainkan mereka yang berkontribusi pada bidangnya.
"Rembuk Pemuda adalah pandangan inklusif untuk anak muda, agar semua anak muda bisa saling bertukar pikiran, pandangan, dan gagasan. Ini menjadi harapan baru gerakan anak muda sehingga semua orang bisa berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing," ungkap Aidil.
"Anak muda bukan hanya mereka yang berlatarbelakang aktivis baru bisa dikatakan pemuda, tapi pilot juga itu orang muda, yang berjuang di kebun juga anak muda, pegiat seni juga anak muda, semuanya juga anak muda," katanya.
Aidil pun meyakini permasalahan di Indonesia yang banyak dan kompleks tidak bisa dibereskan jika semua pihak, termasuk mereka yang muda hanya bergerak sendiri baik secara individu maupun golongan, tanpa merangkul pihak lain.
"Karena kami percaya masalah di Indonesia ini banyak sekali tidak bisa diselesaikan dengan satu warna, satu kepentingan, melainkan kita semua bergerak bersama-sama," jelas dia.
Hadir sebagai pembicara, tokoh pemuda yang juga seorang pilot, Capt. Alion Belau; Ketua Umum HMI Cabang Mimika, Muhammad Amin; Inisiator Kelas Multikultural, Ai Nurhidayat; serta Tokoh Perempuan yang juga Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK, Nur Ihfa Karupukaro.
Dalam pelaksanaannya, lebih dari 300 pemuda hadir dengan latar belakang suku, dan kabupaten berbeda.
Mereka diundang untuk berembuk bersama membangun harapan baru di tanah Papua.
Adapun turut digelar penampilan musik dan tari hasil kolaborasi bersama para narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).