Temuan Komnas HAM RI Terkait Tewasnya 3 Orang dan Kerusuhan di Puncak Jaya
Komnas HAM melakukan peninjauan lapangan tempat terjadinya peristiwa meninggalnya tiga orang di Kampung Pepera, Distrik Mulia
Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Sebby, berdasarkan laporan yang diterimanya, menyebut masih terdapat sejumlah warga sipil yang mengalami luka tembak namun belum diketahui identitasnya.
Meski begitu, Sebby mengakui Teranus Enumbi berada di lokasi kejadian saat operasi TNI berlangsung.
Ia menjelaskan pada Selasa (16/7/2024) malam Teranus Enumbi memasuki Kota Mulia untuk membeli rokok.
Namun, kata dia, saat berada di Distrik Muara tepat di Karubate, Teranus Enumbi telah diketahui oleh militer Indonesia.
"Mereka langsung melakukan pengejaran terhadap Teranus Enumbi dengan menggunakan tiga mobil," ujarnya.
Saat berada di depan SD YPPG Distrik Mulia, kata dia, aparat TNI berupaya menembak Teranus Enumbi dari jarak 50 meter.
Akan tetapi, lanjut dia, peluru tidak mengenai sasaran.
"Teranus Enumbi hanya kikis di bagian kepala, badan dan kakinya. Akhirnya Terinus Enumbi melarikan diri dari tempat kejadian," kata dia.
Sebby mengatakan situasi ibu kota Kabupaten Puncak Jaya darurat pasca kejadian itu.
Dia menuding pergerakan aparat militer Indonesia menjadi penyebabnya.
Upaya Pemulihan Situasi
Diberitakan Tribun-papua.com sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya Papua Tengah telah melakukan upaya preventif dan restoratif pasca ricuh di depan RSUD Mulia pada Rabu (17/7/2024).
Berdasarkan informasi yang diterima Tribun-Papua.com, Pemkab Puncak Jaya telah melaksanakan rapat Pemulihan Kondisi Kamtibmas pada Kamis (18/7/2024).
Rapat tersebut digelar di kediaman Sekda Puncak Jaya Pagaleme pukul 15.24 WIT.
Rapat dilaksanakan setelah tim mediasi melakukan pertemuan dan klarifikasi kronologi di lokasi Duka Distrik Muara yang disepakati untuk damai.