Mengenal Penyebab & Gejala Frambusia, Infeksi Kulit yang Diidap 17 Anak di Mimika Papua Tengah
Frambusia menyerang anak-anak dengan usia di bawah 17 tahun dimulai pada kaki, lengan, leher dan muka.
Penulis: Dewi Agustina
Tahap ini muncul pada setiap pergantian tahap. Tahap laten dari primer ke sekunder berlangsung 6–16 minggu.
Pada tahap ini, infeksi masih bisa ditularkan ke orang lain meski penderitanya tidak mengalami gejala.
Sementara itu, tahap laten dari sekunder ke tersier dapat berlangsung selama 5–15 tahun.
Pada tahap ini, penderita tidak mengalami gejala apa pun dan tidak menularkan frambusia kepada orang lain.
Namun, jika tidak ditangani, penderita akan memasuki tahap tersier.
Tahap sekunder
Pada tahap sekunder, ruam kulit dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kaki, lengan, wajah, dan bokong.
Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa nyeri di telapak kaki.
Akibatnya, penderita mulai merasa sulit untuk berjalan dan mengalami perubahan pada gaya berjalan. Kondisi ini sering disebut dengan crab yaws.
Tahap sekunder juga mengakibatkan timbulnya peradangan pada lapisan terluar tulang (osteoperiostitis) dan pembengkakan jaringan di sekitar tulang jari-jari kaki.
Peradangan ini juga dapat menimbulkan nyeri.
Tahap tersier
Jika tidak ditangani, frambusia dapat memasuki tahap tersier. Tahap ini jarang terjadi, yaitu hanya sekitar 10 persen dari penderita frambusia.
Pada tahap tersier, ruam kulit akan muncul dan berkembang sehingga mengakibatkan kerusakan pada kulit, tulang, dan sendi.
Penderita frambusia pada tahap tersier juga dapat mengalami kerusakan pada wajah yang bisa meliputi sindrom goundou dan sindrom gangosa.
Sindrom goundou merupakan pembengkakan pada jaringan hidung, dan pembentukan tulang berlebih di wajah, sedangkan sindrom gangosa merupakan gangguan pada sel saraf di hidung, tenggorokan, serta langit-langit mulut.
Kapan Harus ke Dokter
Segera ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami ruam kulit seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika Anda tinggal atau pernah bepergian ke negara endemik frambusia.
Seperti yang diketahui, penyakit ini dapat berkembang seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, pemeriksaan dan pengobatan sejak dini sangat diperlukan untuk mencegah perkembangan penyakit hingga tahap lanjut.
Sumber: (Tribun-Papua.com/Kristina Rejang)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Puskesmas Mapurujaya di Timika Temukan 17 Anak Positif Frambusia