FIB Unsoed Gelar Seminar Tentang Peran Keris dalam Peradaban dan Pembentukan Karakter Bangsa
FIB Unsoed gelar seminar yang mengupas tuntas peran keris dalam peradaban dan pembentukan karakter bangsa dalam rangkaian Festival Gamelan Banyumas.
Editor: Sri Juliati
Upaya tersebut terwujud dengan beberapa langkah strategis, di antaranya perlindungan kebudayaan, pengembangan kebudayaan, pemanfaatan kebudayaan, dan pembinaan kebudayaan.
Hanung mengatakan, keris sebagai budaya peradaban yang sarat akan makna dan nilai.
Keris juga menjadi salah satu pedoman baku dalam berpikir dan berperilaku sehingga turut membentuk identitas dan karakter masyarakat Indonesia.
"Keris senantiasa dihadirkan dalam setiap sendi dan fase kehidupan manusia (daur hidup) semenjak manusia masih di kandungan (mitoni), kelahiran (sepasaran), pertama kali seorang anak menginjakkan kakinya ke tanah (tedak sinten), sunatan, pernikahan, hingga menjadi sarana bekal kubur."
"Keris senantiasa ada dalam setiap upacara adat spiritual yang bersifat sakral," kata Hanung.
Ia menambahkan, keris juga sebagai karakter bangsa yaitu mencerminkan hubungan manusia dengan penciptanya, mencerminkan karakter bangsa yang percaya pada Tuhan Yang maha Esa.
Acara tersebut juga mengumumkan para pemenang Festival Gamelan Banyumas yang diikuti 34 peserta tim gamelan SMA/K di seluruh wilayah Indonesia.
Hasilnya, juara 1 diraih SMKN 8 Surakarta; juara 2 SMKN 3 Banyumas; dan juara 3 yaitu SMAN 1 Ponorogo.
Penampilan grup gamelan Laras Budaya dalam tembang Panembrama Babad Banyumas juga menjadi penampilan yang paling ditunggu.
Selain itu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sentra turut memeriahkan acara dengan mengiringi tembang yang diciptakan seorang dosen FIB, Exwan Andriyan Verrysaputro berjudul "Lan Wiji Jiwa Jawi". (*)