Kesaksian Warga Diserang Puluhan Prajurit TNI di Deli Serdang: Pintu Didobrak, Lampu Jalan Dimatikan
Prajurit mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar, lalu menganiaya mereka. Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, mulai berani mengungkapkan penganiayaan yang mereka terima ketika diserang 33 prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan atau Armed 2/105 Kilap Sumagan.
Penyerangan membabi buta puluhan oknum anggota TNI itu terjadi pada Jumat (8/11/2024). Serangan mendadak itu membuat warga kaget.
Sri Ulina Perangin-Angin (35), korban kekerasan tentara itu, mengaku masih trauma atas peristiwa itu. Sri mengenang saat puluhan tentara merangsek kampungnya dengan membawa senjata tajam dan dobel stik.
Baca juga: Puluhan Prajurit TNI Serang Warga di Deli Serdang, Kepala Dusun: Setiap Ada Laki-laki Dihajar
Kata dia, para aparat itu mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar dari rumah, lalu menganiaya mereka. Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel.
”Kalau ada yang memegang HP, kami matikan. Selamatkan keluarga kalian masing-masing,” begitu teriakan sejumlah tentara yang didengar Sri dan warga lain, dikutip dari Kompas.id.
”Saya masih trauma keluar dari rumah. Saya masih terbayang ketika puluhan anggota TNI menghentikan sepeda motor saya dan menendang hingga saya terpental masuk ke parit,” kata Sri mengenang kejadian malam itu.
Natsir Perangin-Angin (30) juga mengalami hal yang sama. Meskipun dia tidak mengalami kekerasan secara langsung, dia dihentikan saat ingin masuk ke desa dengan sepeda motor pada Jumat malam. Dia mengalami kekerasan verbal dan disuruh memutar balik.
”Saya juga melihat mereka memukul warga lain. Suasananya sangat mencekam,” kata Natsir.
Bawa senjata tajam dan dobel stik
Nahas betul nasib yang menimpa Rofika Tarigan (18). Baru saja keluar rumah menuju ke warung untuk membeli rokok, namun bertemu dengan puluhan anggota tentara.
”Saya ditarik ke luar rumah. Lalu saya dipukuli terus-menerus oleh puluhan anggota Armed. Setelah terluka, saya dibawa ke asrama Armed. Saya diperlakukan seperti penjahat, padahal saya tidak tahu apa-apa,” kata Rofika dikutip dari Kompas.id
Puluhan anggota TNI itu menyerang perkampungan warga di dekat markasnya di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dipicu dari cekcok di jalan saat berpapasan dengan sepeda motor.
Anggota TNI lantas menyisir kampung, mendobrak rumah, menyeret, dan menganiaya warga hingga luka dan tewas. Para penyerang membawa senjata tajam dan dobel stik.
Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil Desak Oknum TNI Pelaku Penyerangan Warga di Deli Serdang Segera Diadili
Akibat penganiayaan dan pengeroyokan oleh puluhan anggota TNI itu, Rofika mengalami luka robek di kepala. Punggungnya pun penuh memar karena dipukul oleh puluhan anggota Armed. Tangannya juga memar dan bengkak diduga dihantam dengan pistol.
”Mereka sangat ramai, sekitar 50 orang. Saya melihat ada yang memakai dobel stik, ada yang membawa senjata tajam,” kata Rofika.