Sejarah Letusan Gunung Gamalama: Erupsi 1775 Lenyapkan 1 Desa dan 141 Penduduknya
Hingga 2003, Gunung Gamalama tercatat sudah meletus lebih dari 60 kali sejak letusan pertamanya tercatat pada 1538.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
Yang mereka temukan adalah sebuah kawah bergaris tengah 700 m (bagian atas) dan 350 m bagian dasar sedalam antara 40 - 50 m.
Ke-141 penduduk Desa Soela Takomi ikut hilang bak ditelan Bumi.
Demikian besarnya danau maar tersebut sehingga banyak penulis berpendapat, terbentuk akibat amblasan tanah (land subsidence) akibat gempabumi.
Pasca letusan besar itu, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate tersebut muncul dua danau, yaitu Danau Tolire Jaha dan Tolire Kecil.
Sementara itu, erupsi yang terjadi pada 2003 terjadi selama lebih dari satu pekan, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Gunung Gamalama menyemburkan abu vulkanik yang menutupi langit Ternate.
Bandara Sultan Babullah yang merupakan bandar udara utama sekaligus pintu masuk ke Maluku Utara harus ditutup.
Sebagian masyarakat mengungsi ke Pulau Tidore yang jaraknya terdekat dari Ternate.
Setelah letusan tahun 2003, Gunung Gamalama tidak menunjukkan gejala aktif.
Namun mulai 2009, Gunung Gamalama kembali menunjukkan aktivitas sehingga status "Waspada" diberlakukan pada gunung tersebut karena aktivitas gunung meningkat.
Kemudian, pada 5 Desember 2011, Gunung Gamalama kembali mengeluarkan abu vulkanik.
Ribuan warga pun mengungsi karena semburan abu serta partikel debu setinggi yang dilontarkan gunung tersebut setinggi 2.000 meter ke udara.
Pada 16 September 2012, Gunung Gamalama kembali meletus, bahkan statusnya meningkat dari Waspada level 2 menjadi siaga level 3.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada Kamis 18 Desember 2014, pukul 21.41 WIT, Gunung Gamalama meletus dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter dari puncak itu.