Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Membenahi Elemen Passing

Nampak jelas sekali, para pemain Indonesia belum memguasai faktor mendasar bagaimana seharusnya seorang pemain melakukan passing dengan benar.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Membenahi Elemen Passing
Istimewa
Wina Armada Sukardi 

Agak aneh, pemain belakang Indonesia memiliki prinsip passing “pokoknya ke belakang.” Tidak peduli dalam situasi apapun, para pemain belakang Indonesia cenderung memberikan passing ke belakang. Padahal pemain yang akan dioper jelas-jelas dikawal atau dibayangi pemain lawan.

Tentu saja akibatnya passing tersebut malah membahayakan gawang sendiri.
Pemain belakang Indonesia sama sekali tidak faham “tik-tak” passing di belakang itu untuk membangun serangan, mengacaukan pertahanan lawan, dan bukan sekedar “mengoper-oper bola tanpa tujuan. “ Apalagi bukan sekedar untuk “passing ke belakang.”

Hal ini terjadi beberapa kali ketika Indonesia melawan Thailand. Kalau saja kiper Indonesia, Cahya Supriadi, tidak tampil gemilang, gawang Indoensia sudah kebobolan dari kesalahan passing mendasar ini.

Jika passing pemain belakang Indonesia ini tidak segera dibenahi, dapat dipastikan bakal membahayakan dan bukan tidak mungkin berujung gol.

Kemudian, sangat terlihat pemain Indonesia tidak faham kapan sebaiknya passing diberikan. Dengan kata lain, para pemain Indonesia kurang menguasai timing memberikan passing

Misal, ketika pemain lawan sedang menyerang dan bola beralih ke pemain Indonesia, pemain tidak langsung mengoper ke depan lantaran pertahanan lawan sudah terbuka.
Pemain malah menahan bola lebih dahulu sehingga membuat lawan dapat memperkuat pertahanannya.

Sebaliknya passing sering terburu-buru sampaikan ke depan, tetapi ke ruang kosong. Tak ada pemain Indonesia di situ. Maklumlah passing diberikan terlampau cepat tanpa memperhirtungkan dan melihat apakah sudah waktunya dia melakukn passing karena belum ada pemain Indonesia disana.

BERITA TERKAIT

Sedangkan passing pemain depan kita sering tidak jelas, apakah dia ingin melakukan passing, ataukah mau langsung menembak ke arah gawang. Akibatnya kebangakan passing pemain Indonesia menjadi serba tanggung dan tidak efektif.

Pemain yang sudah menunggu passing, tidak dapat menjangkau bol, karena bola lebih dekat ke kiper. Sementara bagu lawan, passing seperti itu sama sekali tidak merepotkan, mudah dipatahkan.

Semestinya kalau mau passing ditujukan kepada pemain kawan sendiri, passing harus akurat dan dekat dengan pemain yang mau dioper. Sedangkan kalau mau langsung ke gawang lawan, passing harus lebih keras dan penempatannya juga menyulitkan kiper.

Kelemahan passing pemain Indonesia sudah menjadi rahasia umum. Mengemukakan kelemahan passing kesebelasan Indonesia ini, tidak berarti kita tidak nasionalis. Beberapa pelatih asing bahkan sudah blak-blakan mengutarakan passing para pemain Indonesia merupakan suatu kelemahan.

Strategi apapun yang diterapkan, pelatih siapapun yang mengendalikannya, apabila passing pemain Indonesia tidak segera direvisi secara total, kesebelahan Indonesia tak bakal meraih hasil optimal. *

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas