Lontong Orari Banjar, Laris karena Ukurannya Dua Kali Lipat dan Cita Rasa Tradisional
Lontongnya dikenal karena porsinya yang besar, ukuran lontongnya hampir dua kali lipat ukuran lontong Banjar pada umumnya.
Editor: Mohamad Yoenus
Sofia dan para karyawannya tidak memasaknya dengan kompor gas tetapi dengan kompor minyak untuk menjaga kelezatan cita rasanya.
Dulu, waktu rumah makan ini masih dikelola ibunya, memasak lontongnya masih dengan cara tradisional yaitu dengan tungku.
Namun karena tungkunya sudah rusak akhirnya diganti dengan kompor minyak.
"Ibu saya tidak suka memasaknya dengan kompor gas karena lontongnya cepat masak tetapi cepat juga basinya, sehingga kelezatan cita rasanya kurang mantap. Kalau dengan kompor minyak justru kelezatannya tahan lama," ujarnya.
Lontong Orari Kalsel. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Untuk menciptakan cita rasa yang lezat, lontong ini dimasaknya selama tujuh jam.
Dalam sehari, dia bisa menghabiskan ikan gabus sebanyak 50-60 kilogram, 600 telur, 30 ekor ayam dan 1.000 lontong saat ramai, dan 500 lontong jika sedang sepi.
Artinya, dalam sehari dia bisa menjual antara 250 hingga 500 porsi lontong.
Seporsi lontong ini dijualnya Rp 30.000 jika lauknya ayam plus telur, Rp 45.000 jika lauknya ayam plus ikan gabus dan Rp 50.000 jika lauknya ayam, ikan gabus dan telur.
Harga yang cukup pantas jika mengingat porsinya yang jumbo dan kuahnya penuh.
Lokasi rumah makan ini mudah saja dicari karena posisinya di pusat Kota Banjarmasin.
Apalagi jika menyebut namanya, pasti orang-orang akan mudah menunjukkan jalannya jika wisatawan yang senang berwisata kuliner ingin mencicipi lontong khas Banjar tersebut.