Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indonesia Bisa Besar Jika Memutus Rantai Kroni
Negara indonesia telah merdeka selama 70 tahun, selama itu pula masyarakat kehilangan kepercayaan kepada pemerintah negaranya sendiri.
Kita ingin mundur ke belakang. Tiga tahun setelah Indonesia merdeka, muncul Korea Selatan sebagai negara merdeka dengan problem yang mirip dengan Indonesia.
Tetapi kalau melihat realitas sekarang, Korea menjadi negara yang sangat berkembang. Sementara Indonesia sebagai negara yang lebih dahulu merdeka, masih sangat terpuruk dan sangat jauh dari Korea. Muncul pertanyaan, kenapa bisa demikian?
Ketika perdana menteri Kim Dae Jung terpilih sebagai perdana menteri Korea Selatan yang baru, Dae Jung melakukan sebuah upaya restrukturasi di bidang politik dan seluruh sektor ekonomi dan perbankan. Di Thailand, terpilihnya Chuan Lek Pai sebagai perdana menteri yang baru, dia melakukan berbagai perubahan yang sangat mendasar, yaitu memotong semua jaringan kroni yang menghancurkan negara.
Kalau dilihat dari kebijakan dua perdana menteri yang berbeda tadi, maka apa yang telah mereka lakukan tidak pernah dilakukan oleh Indonesia.
Sekarang di era Jokowi-JK, semua masih dengan gaya lama, yaitu kroni. Inilah yang harus dihapus dari negara Indonesia.
Pemimpin negara harus bisa mengambil tindakan tegas dengan memotong semua kroni politik, kroni ekonomi dan kawan-kawannya yang akan merusak moral bangsa dan menghambat kebangkitan negara Indonesia sebagai macan Asia.
Presiden sekarang bisa melakukannya dengan baik. Kecuali presiden memiliki ketakutan untuk dirinya sendiri yang bisa menjatuhkannya, maka beliau tidak akan melakukan perbaikan yang berani. Ini harus dikritisi, tak boleh lagi ada rakyat yang menjadi tumbal pemimpinnya.
Bila ditarik kesimpulan dari apa yang telah dilakukan oleh jokowi melalui kebijakannya, maka sepertinya sangat nihil untuk memimpikan negara dengan strukturisasi politik baru.
Kebijakan yang terkontrol oleh partai politik pengusung masih sangat mendominasi. Akhirnya pemimpin menjadi lemah dan bergaya boneka.
70 tahun bukanlah waktu yang singkat. Usia ini sudah seharusnya mengantarkan rakyat Indonesia kepada kemakmuran. Apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki SDA berlimpah ruah dan penduduknya terbanyak.
Sudah saatnya Indonesia bangkit, sudah saatnya Indonesia menjadi negara yang berdikari. Tujuan negara harus dikembalikan pada tuntutan kemerdekaan dan tuntutan reformasi.
Tuntutan kemerdekaan adalah mengakhiri penindasan dari bangsa penjajah, sedangkan tuntutan reformasi adalah kritik terhadap penguasa sekuler dan kapitalis. Kritik yang berakhir dengan tumbangnya rezim dengan tuntutan untuk menjadi negara yang berdaulat sepenuhnya. Berdikari atas politik, ekonomi dan militer.
Negara yang besar ini harus bisa melakukan restrukturasi. Pimpinan negara harus merekonsiliasi isi negara. Negara harus berani bercerai dengan mafia asing.
Dan rakyat harus masih berharap pada rezim sekarang untuk berubah. Bilapun tidak, kita masih perlu bersabar dan menunggu momentumnya. Tidak boleh lagi ada yang salah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.