Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menganalisa Harga Minyak yang Semakin Tergelincir
Kita belum mengetahui apakah hal ini akan memengaruhi probabilitas Clinton untuk memenangkan Pilpres.
Editor: Malvyandie Haryadi
Oleh Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM
TRIBUNNERS - Pasar saham sepertinya terus mempertahankan level volatilitas yang rendah dan potensi penurunan memasuki hari kedua dalam pekan perdagangan ini.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan digelar satu minggu lagi. Peristiwa ini biasanya tidak mendominasi perhatian pasar, namun mengingat kursi Presiden AS kali ini diperebutkan oleh dua kandidat paling tidak populer dalam sejarah negara adidaya ini, reaksi pasar mungkin saja berbeda.
Tajuk utama saat ini masih berkisar berita terhangat di akhir pekan lalu bahwa FBI kembali melakukan peninjauan terhadap email Kandidat Presiden Hillary Clinton.
Kita belum mengetahui apakah hal ini akan memengaruhi probabilitas Clinton untuk memenangkan Pilpres.
Kita mungkin dapat mengatakan bahwa bahkan jika Clinton terpilih, isu ini setidaknya akan mendominasi beberapa pekan pertama pemerintahannya.
Risiko terkait hasil Pilpres saat ini masih berupa kemungkinan terpilihnya Donald Trump - suatu hal yang belum terefleksikan dalam pasar finansial.
Walaupun pasar saat ini masih memprediksi dan merefleksikan bahwa Hillary Clinton akan terpilih sebagai Presiden, tapi hasil ini pun dapat menimbulkan reaksi yang tidak menyenangkan atau bahkan negatif dari investor.
Alasannya adalah karena ini akan memberi kejelasan bahwa Federal Reserve akan kembali meningkatkan suku bunga AS di bulan Desember tahun ini.
Perlu dicatat bahwa walaupun USD saat ini mendekati rekor level tertinggi dan kenaikan suku bunga AS secara umum telah terefleksikan dalam kurs USD, kepastian kenaikan suku bunga AS akan tetap dipandang negatif untuk aset pasar berkembang, logam mulia, dan pasar saham.
Harga minyak WTI merosot di bawah $47
Harga minyak mentah WTI pada penutupan bulan Oktober mendekati level awal perdagangan komoditas ini dan berisiko terus menurun di awal November dengan melemahnya harga WTI di bawah $47 semalam.
Alasan berlanjutnya penurunan tajam selama sepekan terakhir adalah kekhawatiran bahwa OPEC akan gagal mencapai kesepakatan pemotongan level produksi dalam rapat bulan ini.
Investor sebelumnya memperhitungkan berita positif di luar dugaan bahwa OPEC berhasil bersepakat untuk memangkas level produksi yang akan dikonfirmasikan di bulan November.