Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jerman Korban Sepakbola Politik
Jerman dikecam berbagai kalangan, terutama di Asia, karena telah mencampuradukkan politik ideologi dengan sepak bola.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Pesawat mendarat dengan mulus di bandara.
Segerombolan pria turun dari pesawat dengan wajah lesu.
Nyaris tanpa senyum.
Ketegangan terpancar dari raut wajah mereka.
Tak ada seremoni penjemputan.
Mereka berlalu begitu saja keluar dari bandara dengan wajah tertunduk.
Kemarin Tim Sepakbola Jerman tiba dengan selamat di negaranya.
Jerman harus pulang lebih awal setelah gagal di Piala Dunia Qatar 2022.
Baca juga: Direktur Olahraga Jerman, Oliver Bierhoff Mundur Pasca-Der Panzer Tersingkir dari Piala Dunia 2022
Jerman kandas masuk perdelapan final.
Salah satu torehan buruk sepakbola Jerman di Piala Dunia.
Jerman dikecam berbagai kalangan, terutama di Asia, karena telah mencampuradukkan politik, ideologi dengan sepak bola.
Awalnya bukan soal politik tetapi lebih kepada prinsip dan tradisi.
Jerman memaksakan tradisi di negaranya mengakui LGBT saat memasuki Qatar. Sesuatu yang sangat tabu dan dilarang di negara Muslim seperti Qatar.
Kampanye LGBT Jerman bahkan menjurus ke persoalan politik ideologi bangsa yang dipertontonkan oleh para anggota tim kesebelasan bahkan saat bertanding.