Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jerman Korban Sepakbola Politik
Jerman dikecam berbagai kalangan, terutama di Asia, karena telah mencampuradukkan politik ideologi dengan sepak bola.
Editor: Hasanudin Aco
Media global yang berbasis di Qatar Al Jazeera tak henti hentinya menjawab propaganda barat soal LGBT.
Ini adalah perang media. Beruntung Qatar punya media besar sekelas Al Jazeera.
Pengaruhnya bisa mengcounter pengaruh media Eropa seperti BBC yang sejak awal terus memojokkan Qatar.
Seperti dalam video parodi berikut ini saat sejumlah warga Qatar melakukan aksi tutup mulut sambil memberi salam selamat tinggal kepada Timnas Jerman.
Kembali ke Timnas Jerman.
Jerman adalah bukti nyata bagaimana sepakbola telah menjadi korban pertarungan ideologi dan politik.
Pandangan masyarakat Asia seketika berubah mengenai negara itu. Terutama bagi negara mayoritas Muslim seperti Arab dan Indonesia.
Jerman juga harusnya belajar dari Jepang. Nyaris sepanjang pertandingan Jepang telah menyedot perhatian dunia.
Tengoklah bagaimana para penonton Jepang membersihkan sampah stadion tempat mereka duduk usai pertandingan.
Atau pelatih Jepang yang menunduk memberi hormat kepada para penonton setelah timnya kalah.
Semua itu persepsi.
Seketika seluruh dunia mempersepsikan Jepang negara yang disiplin, bersih, dan memegang budaya sopan santun.
Jepang memang kalah. Tapi negara itu membuat dunia terutama penggemar bola di seluruh benua kagum dengan Jepang.
Bahkan seorang kawan di WA Grup menulis "Di kehidupan berikutnya saya ingin dilahirkan jadi warga Jepang."
Sepakbola bukan sekadar bola. Ada misi terselubung di baliknya. Entah soal ideologi, politik, dan terutama bisnis.
Jerman adalah pelajaran berharga.
Andai Indonesia kelak bisa lolos Piala Dunia mungkin bisa belajar dari Jepang.
Jangan meniru Jerman.
Tapi pertanyaannya kapan Indonesia bisa lolos?
Kapan Indonesia punya 11 orang yang bisa bermain bola di Piala Dunia.
Begitu sulitnya mencari 11 orang dari 270 juta penduduk negeri ini untuk bermain bola.
Sampai di sini kita tidak ingin menyalahkan siapapun termasuk PSSI.
Namun satu pasti jika sepakbola Indonesia ingin maju jauhkan PSSI dari politik.
* Andi H. Aco: Pemerhati Sepak Bola, Mahasiswa Pasca-sarjana UMJ