Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
10 Tahun Kudeta Maidan dan Hasilnya Kini Bagi Ukraina dan Eropa
Kini, 10 tahun setelah Euromaidan, dan dua tahun sesudah pasukan Rusia menggelar operasi khusus, kemerosotan drastis terjadi di Ukraina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Persekusi warga Donbass terus berlangsung. Kematian demi kematian warga Donetsk dan Lugansk berjatuhan tanpa bisa dicegah siapapun.
Hingga hari itu tiba, 24 Februari 2022, Rusia menggelar operasi militer khusus ke Ukraina. Ribuan tentara dan mesin-mesin perang Moskow dikirim menyeberangi perbatasan kedua negara.
Sebuah armada besar tank, lapis baja, dan kendaraan tempur Rusia berkonvoi menuju Kiev, ibu kota Ukraina.
Penduduk Ukraina panik. Mereka mengira pasukan Rusia akan menyerbu Kiev. Pengungsian besar-besaran terjadi ke barat dan Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato, menyatakan Rusia bermaksud mengeliminasi anasir-anasir Ukro-Nazi dan mendemiliterisasi mereka supaya tidak lagi jadi ancaman.
Sebelumnya, rakyat wilayah Donetsk dan Lugansk telah memilih bergabung dengan Federasi Rusia, untuk mengakhiri penderitaan mereka atas serangan militer dan neo-Nazi Ukraina.
Demikianlah menjadi jelas, konflik dan perang Rusia-Ukraina sesungguhnya tidak dimulai 24 Februari 2022, melainkan sejak 10 tahun sebelumnya.
Lalu apa yang terjadi 10 tahun kemudian? Kapan konflik ini akan berakhir? Bagaimana sesungguhnya barat memperlakukan Ukraina?
Pertanyaan terakhir secara sederhana bisa disimpulkan, barat, tepatnya NATO yang dipimpin AS, telah menjadikan Ukraina sebagai proksi politik melawan Rusia.
NATO menempatkan Ukraina sebagai koloni yang tak berdaya, tanpa kekuatan apapun, dan dijadikan alat belaka melawan Rusia yang sedang kembali menguat.
Perundingan Istanbul (Turki) Maret 2022, yang hampir saja mewujudkan perdamaian Rusia-Ukraina, disabot PM Inggris John Bolton, yang diutus AS untuk menggagalkan kesepakatan itu.
Hari-hari ini, kemunduran Ukraina adalah fakta. Kota Avdeevka yang sejak 2014 jadi benteng kuat dan pijakan menyerang Donbass, jatuh ke tangan Rusia.
Avdeevka terletak hanya lebih kurang 12-20 kilometer dari Donetsk. Selama 10 tahun terakhir, warga Donetsk tak pernah hidupnya karena mortir dan artileri menggempur kota itu tiap harinya.
Jatuhnya Avdeevka secara strategis membuat pasukan Rusia jauh lebih mudah mendorong militer Ukraina semakin menjauhi Donbass.