Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Apa yang Kita Tahu Tentang Iran? Sabar Balas Serangan Demonstratif Israel
Iran bertekad membalas serangan Israel yang menewaskan dua jenderal Korps Garda Republik Iran di Damaskus, Suriah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Solusi yang cepat mungkin dapat membenarkan cara-cara tersebut, namun sekarang dampaknya justru sebaliknya.
Dari sudut pandang ini, Hamas telah berhasil memprovokasi Israel untuk melakukan tindakan yang merugikannya dan membuat Amerika, yang sudah mempunyai banyak masalah, gelisah.
Jika tren ini terus berlanjut dalam beberapa dekade mendatang, loyalitas AS dan negara-negara barat terhadap Israel mungkin akan semakin terancam.
Sekali lagi, sekali lagi, posisi sentral Israel dalam persepsi geopolitik barat terhadap Timur Tengah telah ditentukan peristiwa-peristiwa abad 20, yang kini semakin jauh.
Agar dapat bertahan hidup di wilayah yang bermusuhan, Israel mungkin harus lebih menjadi bagian dari wilayah tersebut.
Mereka harus berinisiatif membangun hubungan dengan negara-negara tetangganya. Pengalaman Iran menunjukkan hal ini mungkin terjadi.
Sementara mengenai peran PBB dalam berbagai konflik, terutama di Ukraina dan Palestina, organisasi dunia ini terlihat kedodoran.
Secara khusus menyangkut Israel, PBB selalu tampak terdikte kekuatan super power. Hanya di Keputusan terbaru Dewan Keamanan PBB, sedikit memperoleh angin dari AS.
Washington bersikap membiarkan keputusan gencatan senjata itu lolos, karena Gedung Putih jengah dengan kebijakan perang Benyamin Netanyahu.
Presiden AS Joe Biden mengutarakan kejengkelannya atas sikap elite Israel yang tak sejalan dengan langkah dan strategis AS menangani masalah di Jalur Gaza.
Kebijakan Gedung Putih Tentukan PBB
Oleh karena itu, jika Teheran berharap PBB akan bertindak tegas mengutuk/mengecam dan bahkan menghukum penyerang konsultas Iran di Damaskus, sulit terwujud.
Spesial dalam konteks Iran, Gedung Putih yang saat ini dikuasai elite Demokrat, lebih banyak akan melindungi kepentingan Israel, apapun situasinya.
Oleh sebab itu, AS juga akan menghalang-halangi setiap upaya agar PBB bersikap tegas terhadap Israel yang sudah berulangkali melanggar hukum dan melanggar kedaulatan negara lain.
Iran pasti akan membalas serangan militer Israel. Caranya seperti apa, dan targetnya di mana, ini yang masih sulit ditebak.
Ketika Jenderal Qassem Soleimani, pemimpin Brigade Al Quds Korps Garda Republik Iran dibunuh drone AS, balasan mengarah ke pangkalan AS di Irbil, Irak utara.
Serangan presisi yang mengejutkan banyak pihak melihat akurasi lusinan rudal yang diluncurkan Iran dari jarak ratusan kilometer.
Secara teknis, rudal Iran saat ini mampu mencapai target strategis di wilayah Israel. Tapi sebaliknya, Israel juga akan dengan mudah menggempur sasaran-sasaran penting di dalam wilayah Iran.
Jika serangan Iran langsung dibalas Israel, maka potensi terbakarnya kawasan Timur Tengah bukan mustahil.
Perang akan berkobar di kawasan, dan pasti akan mengubah secara signifikan lansekap geopolitik Timur Tengah.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)