Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Houthi Yaman dan Nasib Kapal Induk USS Dwight Eisenhower di Laut Merah
Houthi Yaman mengklaim berhasil menyerang kapal induk USS Dwight Eisenhower di Laut Merah pada 1 Juni 2024.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Kelompok tersebut meluncurkan puluhan drone dan rudal ke kota Eilat di Israel paling selatan dan menembak jatuh enam drone tempur buatan AS di Yaman dan perairan sekitarnya.
AS dan Inggris telah melakukan ratusan serangan terhadap wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman sejak Januari dalam upaya untuk menghalangi ofensif kelompok tersebut.
Mengapa posisi Yaman begitu strategis? Mengapa pula Arab Saudi dan pihak barat menginginkan kehancuran Houthi di Yaman?
Secara ringkas, apa yang terjadi di Yaman hari ini adalah gambaran pertarungan ideologis politik dua kekuatan besar di Timur Tengah.
Arab Saudi di satu sisi, dan Iran di pihak lain. Dulu Yaman adalah satu negara, lalu pecah jadi dua di utara dan selatan, lalu menyatu lagi, sebelum terbelah kembali.
Pada zaman dahulu, Yaman adalah rumah bagi Kaum Saba', sebuah negara perdagangan yang mencakup bagian dari Etiopia dan Eritrea hari ini.
Kemudian pada 275 M, Kerajaan Himyar dipengaruhi oleh Yudaisme. Kekristenan tiba pada abad keempat.
Islam menyebar dengan cepat pada abad ketujuh dan pasukan Yaman memiliki peran yang krusial atau sangat penting pada awal penaklukan Islam.
Beberapa dinasti muncul pada abad ke-9 hingga ke-16, seperti Dinasti Rasuliyah. Negara ini dibagi antara kerajaan Ottoman dan Inggris pada 1800-an.
Kerajaan Mutawakkiliyah Yaman yang bermadzhab Zaidiyah didirikan setelah Perang Dunia I sebelum pembentukan Republik Arab Yaman.
Ia juga dikenal sebagai Yaman Utara dengan Islam sebagai agama resmi yang mayoritas beraliran Islam Sunni dan Syi'ah madzhab Zaidiyah—pada 1962.
Republik Demokratik Rakyat Yaman, juga dikenal sebagai Yaman Selatan yang berhaluan komunis, tetap menjadi protektorat Inggris sebagai Protektorat Aden sampai 1967 ketika menjadi negara merdeka dan kemudian, negara Marxis-Leninis.
Kedua negara Yaman bersatu untuk membentuk Republik Yaman (al-Jumhūrīyah al-Yamanīyah) seperti saat ini pada 1990.
Presiden Ali Abdullah Saleh adalah presiden pertama republik baru tersebut hingga pengunduran dirinya pada 2012 setelah Musim Semi Arab (Arab Spring).