Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Buat Apa Vladimir Putin Tambah Tentaranya Jadi 1,5 Juta?

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeluarkan dekrit untuk menambah jumlah tentara aktif dari 1,380 juta menjadi 1,5 juta orang.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Buat Apa Vladimir Putin Tambah Tentaranya Jadi 1,5 Juta?
Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampak tertawa di dalam mobil Aurus di Pyongyang, Korea Utara 19 Juni 2024. Kedua tampak saling menyopiri dalam perjalanan singkat tersebut. Keakraban ini menandai terjalinnya aliansi antara Rusia dan Korea Utara dengan komitmen saling membela bila kedua negara terlibat dalam perang bersenjata terhadap pihak lain. 

Ada apa dengan Vladimir Putin? Mengapa ia melipatgandakan tentaranya di tengah perang melawan Ukraina? Benarkah ini persiapan perang akbar di Eropa?

Tanda-tanda eskalasi atau perluasan dan peningkatan perang di Eropa akibat konflik Ukraina-Rusia kini memang bertambah kuat.

Tapi agaknya sedikit menurun tensinya ketika Gedung Putih mengumumkan Washington dan London belum memutuskan persetujuan penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina.

Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah bertemu di Washington dan menolak desakan Volodymir Zelensky dan sejumlah elite Amerika, Inggris dan Eropa itu.

Semula, kuat ditengarai Biden dan Starmer akan memberi izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal-rudal jarak jauh seperti Storm Shadow dan SCALP guna menggempur target di Rusia.

Potensi ini telah membunyikan alarm merah ke Moskow, dan Vladimir Putin kembali memperingatkan barat akan pecahnya perang besar di Eropa.

Pesawat SU-24 Ukraina dilengkapi dengan rudal Storm Shadow atau SCALP (versi Prancis)
Pesawat SU-24 Ukraina dilengkapi dengan rudal Storm Shadow atau SCALP (versi Prancis) (Golovna/Kementerian Pertahanan Ukraina)

Menyetujui Ukraina menggunakan rudal jarak jauhnya guna menyerang target di pedalaman Rusia, akan dianggap pernyataan perang NATO terhadap Federasi Rusia.

Berita Rekomendasi

Ini adalah alarm pertama yang kemungkinan membuat Vladimir Putin mengeluarkan dekrit penambahan jumlah tentara aktifnya.

"Kami tidak berbicara tentang mengizinkan atau melarang rezim Kiev menyerang wilayah Rusia," kata Putin.

“Mereka sudah melakukannya, dengan kendaraan udara tak berawak dan sarana lainnya,” tambah Putin.

Ukraina kata Putin, tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan sistem jarak jauh barat. Penargetan serangan semacam itu memerlukan data intelijen dari satelit NATO.

Sedangkan solusi penembakan hanya dapat dilakukan oleh personel militer NATO karena merek ayang menguasai sistemnya.

Inilah realitas tersembunyi barat, yang menempatkan negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa sesungguhnya telah berperang melawan Rusia.

“Jika keputusan ini dibuat, itu berarti tidak kurang dari partisipasi langsung negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa, dalam konflik di Ukraina,” kata Putin.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas