Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Aksi TMMD ke-122 dan Jalan Asa Petani Cengkeh di Desa Bambasiang Parigi Moutong Sulawesi Tengah
Dan dari 3.003 jiwa Warga Bambasiang, hampir 80 persen mengantungkan hidup pada tanaman rempah yang satu ini.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TMMD, paparnya, merupakan salah satu upaya strategis untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kuat, dengan dimulai dari tingkat desa.
Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem kemanunggalan seperti yang dilakukan oleh TNI saat ini.
Juga bukan tugas yang sederhana pula untuk melaksanakan percepatan pembangunan dalam suatu wilayah.
“Dalam perjalanannya sampai pada titik ini, kita sadar bahwa membuat perubahan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, rasa lelah dan keringat pengabdian tentunya menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan dalam proses TMMD ini. Namun dengan rasa kecintaan kepada rakyat, pemerintah maupun masyarakat, program ini telah terlaksana sampai pada kali ke 122,” tegasnya.
Sasaran Fisik, Non-Fisik
Sebagai informasi, TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu berlangsung di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Palasa dan Parigi Utara.
Di Kecamatan Palasa, dilaksanakan di Desa Bambasiang, dengan sasaran fisik, selain cutting-an jalan sepanjang 610 meter dan lebar 1,5 meter juga ada pembangunan dueker plat panjang 2 meter dan lebar 5 meter.
Sasaran fisik lainnya adalah pengecatan jembatan, normalisasi sungai, pemasangan bronjong, pembangunan intake dan perbaikan jaringan pipa air bersih sepanjang 480 meter, rehab RTLH, dan pembangunan jamban 2 unit.
Sementara di Kecamatan Parigi Utara, tepatnya di Desa Sakinah, sasaran fisik berupa pembuatan sumur bor.
Adapun sasaran nonfisik di antaranya pemasang KB gratis, penyuluhan stunting, sosialisasi mitigasi bencana, penyuluhan bela negara, wawasan kebangsaan (wasbang), hukum dan kamtibmas, juga pertanian ketahanan pangan, pelayanan publik dan kependudukan,
Selain itu juga ada program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, MSc, berupa TNI Manunggal Air, penanaman 3.000 pohon, rehab RTLH. MCK jambanisasi, penurunan angka stunting, dan pembersihan lingkungan. Serta sasaran tambahan, perbaikan jembatan.
Juga ada bantuan dari Pemda, 19 bungkus bibit jagung dan 250 buah tanaman penghijauan.
Dampak Positif TMMD
Sasaran TMMD ke-122 tuntas dikerjakan dan tepat waktu.
Hal itulah yang membuat saya bisa tersenyum lebar.
Senyum itu semakin melebar ketika kerja keras diapresiasi Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Mabes TNI AD yang diketuai oleh Brigjen TNI Agus Firman Yusmono SIP MSi saat meninjau progres pelaksanaan program TMMD ke-122 di Kodim 1306/Kota Palu di Desa Bambasiang.
Ia pun langsung memuji semua sasaran dikerjakan dengan baik dan berjalan sesuai target serta memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.
Dia juga mengungkapkan kepuasannya atas kerja sama yang solid antara TNI dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di daerah terpencil.
“Program TMMD ini mencerminkan semangat gotong royong dan sinergi antara TNI dan masyarakat. Kami melihat kemajuan yang sangat baik di Desa Bambasiang, dan optimis bahwa hasil dari program ini akan berkelanjutan,” katanya.
Dan kini, saya juga bisa tersenyum lepas, melihat wajah-wajah bahagai warga Bambasiang, yang siap menatap masa depan lebih baik.
Semua yang kini terbangun dalam proyek TMMD ke-122 Kodim 1306/Kota Palu ini akan menjadi pengingat, betapa ratusan prajurit dari TNI AD pernah berjibaku, membangun desa ini.
Dampak positif dari keberadaan TMMD ke-122 semoga akan terus berkelanjutan seperti harapan Tim Wasev.
Seperti pembangunan cuttingan jalan dan jembatan mampu mendukung percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan dari hasil pertanian dan perkebunan.
Begitupun rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.
Penyuluhan wasbang dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme, salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks.
Begitupun penanaman pohon, menjadi wujud kepedulian lingkungan.
Kegiatan bukan hanya untuk menghijaukan wilayah saja, melainkan mencegah erosi dan memperkuat bantaran sungai. Dan pembangunan sumur bor, untuk membantu ketersedian air bersih bagi warga, khusunya di wilayah yang sangat kekurangan air saat musim kemarau.
Setelah semua kerja keras, sekali lagi saya membalikkan badan, menatap kembali jalanan yang terbentang membelah pepohonan cengkeh.
Sekali lagi, senyum saya terkembang, merasa optimistis kehidupan di Bambasiang akan menjadi lebih baik.
Perjuangan membangun desa ini sudah sampai di ujung, dan siap meninggalkan desa ini dengan kemenangan. (*/)
Tulisan Kolonel Inf Rivan Rembudito Rivai, Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim 1306/Kota Palu