Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Belajar dari Tiongkok, Ini Strategi Membangun Industri Protein Hewani di Indonesia
Industri susu adalah perpaduan industri protein hewani yakni susu dan daging sapi yang merupakan industri daur ulang dan keberlanjutan
Editor: Eko Sutriyanto
Kemudian ancaman fluktuasi harga susu dan daging sapi dunia, wabah penyakit yang dapat menghentikan arus perdagangan, kesejahteraan sosial petani dan menyimpan cadangan mata uang asing (menjaga neraca perdagangan).
Indonesia diuntungkan dengan ketersediaan produk samping berkualitas yang berlimpah, sumber Lahan yang berlimpah (lahan tidur), pemanfaatan produk hasil pertanian sebagai pakan ternak.
Kemudian penyediaan energi hijau dengan memanfaatkan Biogas yang dihasilkan dari kotoran hewan, mempercepat swasembada daging sapi, menciptakan lapangan pekerjaan.
Lantas bagaimana Indonesia mengembangkan industri peternakan sapi perah?
Langkah yang perlu dilakukan adalah memberikan subsidi harga susu pada tahal awal pengembangan industri, pembebasan PPN untuk produk susu dan daging sapi (diproduksi oleh peternakan dalam negeri).
Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan bebas pajak badan untuk industri peternakan, subsidi sapi perah bakal (sapi betina), meningkatkan akses terhadap sumber daya lahan.
Kemudian mengalihkan keuntungan susu bubuk impor untuk berinvestasi dan mengembangkan peternakan sapi perah lokal, membangun peternakan sapi perah dan penggemukan yang modern intensif sebagai perusahaan yang menguntungkan.
Peternak dilindungi Undang-undang sebagai garda terdepan pemasok susu dalam menyeimbangkan permintaan dan pasokan, menerapkan hambatan teknis dalam perdagangan (untuk produk susu dan daging sapi impor).
Lalu menerapkan ‘pelabelan’ yang tepat untuk Susu Rekonstitusi’ dan Susu Segar, melakukan advokasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi susu segar sebagai pengganti susu bubuk dan menyiapkan pendanaan yang dapat diakses dari bank local dan bursa efek.
Masukan Kepada Presiden Republik Indonesia Tentang Pembangunan Industri Protein Hewan di Indonesia :
- Menyiapkan “Departemen & Instansi Independen (Desk)” yang berfokus pada pengembangan industri Protein (Susu & Daging) yang tidak birokrasi
- Desentralisasi kebijakan investasi pada industri protein
- Menetapkan Kebijakan harga Susu & Daging Sapi di jenjang Regional & Nasional
- Mnetapkan Kebijakan Quota System (jika perlu) untuk memonitor permintaan dan penawaran (Demand & Supply)
- Proteksi hukum kepada peternak and perlindungan konsumen
- Menukar akses pasar dengan komitmen untuk membantu membangun industry lokal
- Belajar dari pengalaman RRT (as the new emerging industry)
- Melibatkan pemain kunci agrobisnis dalam integrasi industri
- Melibatkan tenaga ahli global untuk berkontribusi dalam pengembangan industri terkait
- Melibatkan industri keuangan, asuransi dan pasar uang sebagai fasilitas pendanaan
Vini Dharmawan
Viniliang@gfarmtech.com or vini.liang@ovatechbio.com
Founder & CEO of Global Farming Technology Co Ltd-China
Founder & CEO of Ovatech IVF Laboratory Co Ltd-China
Former Founder & General Manager of World-Wide Sires Co Ltd-China
Keterlibatan dan Kontribusi pada Industri Susu Tiongkok
• Terlibat dalam pembangunan peternakan sapi perah modern skala intensif pertama di Mongolia Dalam, Tiongkok pada tahun 2004 (total investasi sebesar USD120 juta)
• Berkontribusi besar pada pengembangan penerapan ‘Kebijakan Baru’ dalam asuransi ternak, pembebasan pajak impor sapi dan pendanaan pinjaman bank
• Terlibat dalam pengembangan industri plasma
• Memperkenalkan Genetika Kualitas Amerika Utara untuk peningkatan ternak di Tiongkok sejak tahun 2007
• Menyaksikan pengembangan dan penerapan teknologi Pengujian Genomik (DNA) untuk peningkatan Ternak sejak tahun 2013
• Mendirikan Dairy School sebagai pusat pelatihan modern untuk mendukung industri susu pada tahun 2013
• Dianugerahkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat-USDA (United State Department of Agriculture) untuk menyelenggarakan Program Pasar Berkembang-EMP (Emerging Market Program) di Tiongkok pada periode 2013 hingga 2016.
• Mendirikan Global Farming Technology Co Ltd di Tiongkok pada tahun 2017, yang mengkhususkan diri dalam menyediakan mesin distribusi pakan, mesin penanganan kotoran, kandang anak sapi, mesin penanganan silage, dan peralatan peternakan sapi lainnya yang sesuai untuk pasar, cocok untuk usaha peternakan sapi perah intensif skala kecil dan besar
• Membentuk tim teknis dengan keahlian yang solid dan komprehensif untuk mendukung industri susu dan daging sapi
• Mengadakan serangkaian Simposium, Pelatihan teknis di Tiongkok dan kunjungan Lapangan ke Amerika, Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang, Indonesia dan Timur Tengah
• Bekerja sama dengan USDA ATO (Agriculture Trade Office) dan FAS (Foreign Agriculture Service) di Tiongkok dan APHIS (Animal dan Plant Health Inspection Service)
• Bekerja sama dengan GAAC (Administrasi Umum Kepabeanan Republik Rakyat Tiongkok) untuk impor genetika dan ternak ke Tiongkok
• Bekerja sama dengan Universitas-Universitas besar di Tiongkok, AS dan Kanada yang terkait dengan Pertanian dan Kesehatan Hewan
• Bekerja sama terutama dengan para ahli teknis AS, mulai dari desain peternakan, bangunan, ahli gizi, ahli beternak sapi, ahli kesehatan hewan, pencegahan penyakit hewan, program vaksinasi, laboratorium kesehatan hewan dan kualitas susu, ahli budidaya silase dan tanaman serta pemanenan, pupuk kandang & limbah manajemen, dan teknologi Biogas
• Menjalin hubungan dengan eksportir ternak dan genetika di seluruh dunia
• Menjalin hubungan dengan produsen susu besar di Tiongkok dan dunia
• Menjalin hubungan dengan produsen sapi besar di Tiongkok dan dunia
• Mendirikan Laboratorium IVF Hewan (In-Vitro Fertilization) pertama di Tiongkok pada tahun 2020
• Aktif dalam melayani industri susu dan daging sapi di Tiongkok sampai sekarang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.