Hasilnya, ribuan masyarakat memanfaatkan program yang digelar. Bahkan Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, anak usaha PGN, Achmad Cahyadi, menuturkan ada 1.394 orang naik bajaj gas gratis di hari pertama.
Padahal saat itu, PGN menggelar naik bajaj gas gratis sepekan 14-20 Agustus 2016. Achmad Cahyadi mengatakan partisipasi masyarakat jauh lebih banyak dari tahun lalu.
Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen PGN membumikan gas bumi sebagai energi pilihan yang efisien.
Dengan semakin banyak mendapatkan informasi, masyarakat akan semakin sadar manfaat besar yang didapatkan bila menggunakan gas bumi.
Selain ramah lingkungan dan aman, juga akan memperkuat kemandirian energi nasional.
Mengkampanyekan penggunaan gas bumi memang mutlak dilakukan PGN.
Membangun dan mengoperasikan 78 persen gas bumi di seluruh Indonesia, ada tanggung jawab besar di pundak PGN, sehingga masyarakat paham apa itu gas bumi.
Salah satu alasan harus membumikan gas bumi adalah penurunan produksi minyak bumi di negeri ini.
Sebagai salah satu produsen tertua minyak dunia, sesuai dokumen rencana strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2015-2019, jumlah cadangan minyak hanya sekitar 0,20 persen dari cadangan minyak dunia.
Sejak 1995, produksi minyak bumi Indonesia turun dari 1,6 juta bpd jadi sekitar 789 ribu bpd tahun 2014.
Laju penemuan cadangan dibandingkan produksi sekitar 55 persen.
Indonesia lebih banyak memproduksi minyak bumi dibandingkan menemukan cadangan minyak. Industri minyak nasional juga sudah tua. Usianya lebih 100 tahun.
Setelah merdeka, Indonesia hanya mengalami dua kali puncak produksi minyak bumi.
Tahun 1977 sebesar 1,68 juta barrel per day (bpd) dan 1995 sebanyak 1,62 juta bpd.