Menurut Fahmy, resesi akan berpengaruh pada pasokan atau supply barang yang menurun secara drastis, tapi permintaan tetap.
Sehingga, harga akan naik dan memicu inflasi. Inflasi yang tak terkendali membuat daya beli masyarakat menurun, menyebabkan pertumbuhan ekonomi semakin terpuruk.
Selain itu, resesi dapat meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, resesi akan berdampak secara langsung terhadap daya beli masyarakat yang menurun.
Hal ini mengartikan kebutuhan masyarakat dan pendapatan tak sebanding.
Resesi juga akan membuat pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai sektor.
Apa yang bisa dilakukan?
Bisnis di bidang digital menjadi salah satu hal yang menjanjkan di masa sulit, lantara masyarakat banyak memenuhi kebutuhan melalui platform digital.
Diberitakan Kompas.com, 4 Agustus 2020, pakar finansial Ahmad Gozali menjelaskan beberapa cara bertahan saat resesi, seperti:
- Melindungi sumber penghasilan
Sebagai karyawan, sebaiknya tidak agresif pindak pekerjaan sebelum ada kepastian bahwa pekerjaan yang baru lebih stabil.
Sementara sektor usaha, pertimbangkan rencana ekspansi.
- Dana cadangan
Besaran dana cadangan sebaiknya dijaga 3-12 kali pengeluaran bulanan dalam bentuk liquid.
Dana cadangan menjadi semakin penting dan jangan digunakan untuk hal lain.
Sedangkan menurut Bhima, dana darurat setidaknya sebesar 20-40 persen dari pendapatan.
- Tahan pembelanjaan besar
Rencana untuk melakukan kredit kendaraan atau rumah perlu dipelajari lagi risikonya.
Jangan terlalu memaksakan, terlebih menggunakan dana cadangan untuk pembiayaan kredit ini.
Bhima mengatakan, pengelolaan keuangan di masa resesi wajib diprioritaskan ke kebutuhan pokok meliputi bahan pangan, obat-obatan, tagihan listrik, hingga kuota internet.
- Belanja kebutuhan pokok secara rutin
Pembelanjaan kebutuhan rumah rangga menjadi hal penting yang dapat mendorong ekonomi dominan.
Pengalokasian dana ke investasi masih dapat dilakukan ke aset yang aman.
Aset-aset aman tersebut seperti emas, logam mulia, surat utang pemerintah, dan deposito bank dengan tenor jangka pendek (kurang dari dua tahun).
sumber:
Apa Itu Resesi dan yang Perlu Kita Pahami