Menurutnya, itu adalah langkah yang sama sekali tidak efektif.
Dia menegaskan, sistem ini tidak akan menjamin bahan bakar tersedia bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.
"Hanya mereka yang berkeliaran di stasiun pengisian bahan bakar dan tidak memiliki pekerjaan yang dapat mengantre dan mendaftar," kata Naotunna.
Ia memberikan peringatan ada kelompok tertentu yang menyempatkan diri untuk mengantre bensin dan sebagian besar token pun akan mereka peroleh.
Saat antrean bahan bakar terus bertambah, banyak warga Sri Lanka yang berkemah di luar SPBU menunggu dalam antrean, dengan harapan stok bahan bakar akan tiba dalam waktu dekat.
Hal itu karena mereka yang bekerja penuh waktu, tentu tidak dapat menghabiskan waktu selama berhari-hari di SPBU.
Mirisnya, penjualan bahan bakar di pasar gelap pun terus mengalami peningkatan dengan penjualan bensin antara 1500 hingga 1800 rupee Sri Lanka per liter.