News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus BLBI

Pakar Perbankan Sarankan Menkeu Sri Mulyani Belajar dari Amerika Serikat Soal Penyelamatan Aset BLBI

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur Center for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri menyoroti penanganan aset BLBI oleh pemerintah. Deni Daruri menyarankan Menteri Keuangan, Sri Mulyani belajar dari Amerika Serikat (AS) terkait penyelamatan uang negara dari skandal BLBI.

Dari 2008 hingga 2010, TARP menginvestasikan 426,4 miliar dolar AS di perusahaan dan mendapatkan kembali 441,7 miliar dolar AS.

"Alhasil, perusahaan sekelas Lehman Brother dibangkrutkan agar menjadi pelajaran bagi konglomerat keuangan lainnya untuk patuh kepada pemerintah sebagai panglima ekonomi dan hukum," ungkapnya.

Mengapa Geithner berhasil? Kata Deni, karena dia didukung para doktor dalam ilmu ekonomi lulusan universitas kelas satu dunia.

Jika negara lain sekarang dan di masa depan tidak mampu mencapai recovery rate sebesar minimal 100 persen maka negara itu dapat dikatakan sebagai keledai.

Baca juga: Mahfud MD: Hubungan Lapangan Golf dan 2 Hotel Dengan BLBI yang Disita Satgas Sudah Dilacak PPATK

Departemen Keuangan AS menetapkan beberapa program di bawah TARP untuk membantu menstabilkan sistem keuangan Amerika Serikat, memulai kembali pertumbuhan ekonomi, dan mencegah penyitaan yang dapat dihindari.

Sekali lagi, mencegah penyitaan. Karena, penyitaan adalah langkah tabu dan keliru dalam upaya meningkatkan recovery rate. Lebih baik mereka yang tidak kooperatif dibangkrutkan total ketimbang disita asetnya.

"Namun, Pemerintah Indonesia tidak pernah berani membangkrutkan konglomerat yang nakal karena vested interest dan conflict of interest," tuturnya.

Baca juga: Setahun Beroperasi, Satgas BLBI Kumpulkan Total Aset Rp22,6 Triliun

Motif utama Geithner dalam melakukan bailout adalah keuntungan bagi negara.

Di bidang keuangan, bailout adalah tindakan memberikan modal keuangan kepada perusahaan yang hampir bangkrut.

"Tujuan bailout adalah untuk mencegah perusahaan menjadi bangkrut. Kita juga bisa menggunakan istilah untuk menyelamatkan negara-negara yang berada dalam masalah serius. Terkadang motif dibalik dana talangan adalah keuntungan," ungkapnya.

Sementara di Indonesia, motif utamanya adalah bailout akan merugikan keuangan negara.

Pemerintah Amerika Serikat tidak menyita aset tetapi mengambil alih kontrol perusahaan.

"Inilah yang terjadi jika the right man on the right job dilakukan dengan baik. Semua langkah dan strategi dilakukan dengan teori ekonomi yang benar," pungkas Deni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini