News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Janji Pemerintah Meleset: Beras Hilang di Ritel Modern, Masyarakat Kurangi Pembelian Akibat Mahal

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang ibu rumah tangga tengah membeli beras premium di Hypermart Jalan Raya Margonda Depok. Bapanas menyampaikan ke pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) persoalan beras akan selesai pekan kemarin.

"Kalau untuk eceran rata-rata Rp.15.000 per kilogram untuk semua jenis beras premium," ujarnya.

Dia mengungkapkan naiknya harga beras di Kota Lubuklinggau ini dari tanggal 1 Febuari 2024 untuk semua merek beras.

"Rata-rata naik Rp. 500 per kilogram, memang dari gudangnya naik termasuk dari pabrik atau beli karungan dari Belitang langsung," ungkapnya.

Menurutnya, selain harga mengalami kenaikan harga, stoknya juga banyak yang kosong, berasnya harga naik harganya barangnya juga tidak ada.

"Yang biasa beli 10 Kg beli sekarang beli 5 Kg ditambah sekarang yang beli juga sepi," ujarnya.

Termasuk saat ini beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) dari Bulog juga sekarang sedang kosong.

"Sekarang beras SPHP juga kosong, biasanya selalu, karena beras itu paling banyak dicari masyarakat harganya murah," ungkapnya

500 Ribu Ton Beras Impor Sudah Masuk RI

Perum Bulog mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengimpor beras pada 2024 sebanyak 2,5 juta ton.

Sebanyak 500 ribu ton merupakan penugasan lanjutan dari tahun 2023 dan 2 juta ton sisanya merupakan penugasan impor khusus tahun 2024.

Kadiv Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Perum Bulog Cahyaningtiyas Rispinatri mengatakan hingga Minggu (18/2/2024) realisasi impor beras tahun 2024 mencapai 507.000 ton.

"Dari penugasan tahun 2024 ini sudah kami realisaikan kedatangan Januari-Februari 507.000 ton," kata Cahyaningtiyas dalam Rakor Pengandalian Inflasi dikutip dari Kontan, Senin (19/2/2024).

Menurutnya, impor beras ini dilakukan Bulog untuk memenuhi kebutuhan dan stabilisasi harga komoditas pangan tersebut.

Bulog mengakui saat ini tidak dapat menyerap beras lokal karena harga gabah sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Pengadaan dari dalam negeri sudah tidak mungkin kami akses karena harga gabah dan beras tinggi, jadi memang pengadaan luar negeri jadi opsi," jelasnya.

Untuk mempercepat pengadaan, Bulog juga memperluas kawasan bongkar muat beras impor di berbagai pelabuhan.

Beberapa di antaranya adalah Tanjung Priok, Merak, Cigading, Patimban, Tanjung Mas, Tanjung Wangi, Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, Kijing, Tenau, Dumai, Bitung, Teluk Banyur, Palembang, Belawan, Makassar dan Pantoloan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini