Tri Wibawa mengungkapkan, dalam pengembangan vaksin Covid-19 terdapat sejumlah tantangan.
Seperti pengembangan vaksin tidak dapat dilakukan dengan cepat karena banyaknya proses dan tahapan yang harus dilalui.
Hal tersebut diperlukan untuk membuktikan kandidat vaksin yang dikembangkan aman dan memberikan perlindungan terhadap Covid-19.
Vaksin Merah Putih UGM misalnya, menjadi salah satu pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Vaksin Booster Gratis Mulai Januari 2022, 107 Juta Orang di Indonesia Sudah Vaksin Dosis Lengkap
Baca juga: Trump Dicemooh Usai Ungkap Terima Suntikan Booster Covid-19
"Pengembangan vaksin sangat kompleks, untuk sampai tahap uji klinis masih panjang prosesnya. Saat ini kita sedang persiapkan melakukan uji imunogenitas pada hewan coba, " kata tim pengembang vaksin Merah Putih UGM ini.
Ia menjelaskan, untuk melihat efek imunogenitas vaksin timnya akan menguji kandidat protein ke mencit.
Dalam pengembangan vaksin Merah putih, UGM fokus pada pengembangan vaksin berbasis DNA protein rekombinan dan menggunakan Carbonated Hydroxyapatite (CHA) sebagai adjuvan.
"Yang membedakan pengembangan vaskin UGM ini dengan yang lainnya adalah pada platform teknologinya yakni rekombinan protein," tuturnya.
Setiap platform pengembangan vaksin mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Adapun vaksin yang dikembangkan UGM dengan berbasis protein rekombinan lebih menjanjikan untuk mengurangi potensi efek samping.
Tak hanya itu, dengan platform tersebut juga lebih mudah dalam produksi massal.