Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, mengatakan hal tersebut merupakan kasus fatalitas pertama berkaitan dengan Omicron.
Hal ini, kata Reisa, menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar tidak menyepelekan Covid-19 apapun variannya.
Walau disebut memiliki gejala lebih ringan, dengan adanya kasus kematian tentu menjadi peringatan untuk tidak lengah dan tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Apa lagi dalam satu pekan terakhir kasus Covid-19 meningkat sangat cepatnya. Dari 22 Januari kemarin, ternyata kasus Covid-19 itu menyentuh angka 3.205 kasus," kata Reisa dalam siaran Radio RRI, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Akses isoman.kemkes.go.id, Pasien Omicron Bisa Dapat Obat Gratis, Ini Syaratnya
Baca juga: Hadapi Omicron, Luhut Tegaskan akan Perketat Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi
Angka tersebut menjadi kenaikan dengan jumlah tertinggi sejak kasus kasus Omicron terkonfirmasi masuk Indonesia pada Desember 2021.
"Apa lagi kalau kita lihat dari penambahan ke belakang, ternyata tertinggi sejak 18 September 2021," ujarnya.
Padahal rata-rata penambahan kasus harian Indonesia hanya berada di bawah angka 300 usai gelombang varian Delta melandai.
"Kemarin per tanggal 23 juga tinggi yakni 2.925 kasus. Jadi kita harus hati-hati. Kasus sudah mulai banyak dan para penderita varian Omicron sudah banyak," katanya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Aisyah Nursamsi)