Dengan pencapaian ini, Taruna bersama tim peneliti lainnya pun bersyukur.
Adapun publikasi vaksin nusantara ini terindeks di Scopus dengan Impact Factors yang sangat tinggi dengan skor 8,34.
Untuk diketahui Scopus merupakan pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik.
Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial.
Baca juga: Rekomendasi Satgas IDI: Vaksin Cacar Monyet Tidak untuk Massal
"I bring this technology from Aivita Biomedical USA for Indonesia (Saya membawa teknologi ini dari Avita Biomedical USA untuk Indonesia). a
Taruna mengatakan bila dirinya akan berusaha membawa metode dendritic cells ke Indonesia.
Dengan begitu, Indonesia diharapkan bisa memiliki vaksin sendiri dan tidak tergantung dengan negara lain.
"Dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia," kata jebolan dokter Universitas Hasanuddin ini.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Adi Suhendi)