News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Media Asing Soroti Jurassic Park Indonesia, Konstruksi Pulau Komodo Dimulai Meski Ada Kekhawatiran

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap Layar Media Al Jazeera yang Memberitakan Pembangunan 'Jurassic Park' di Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur. Ribuan Ekor Komodo Berada di Pulau Rinca

Komodo dapat tumbuh sepanjang tiga meter dan berat sekira 166 kilogram.

Kadal raksasa ini dikenal sebagai pemakan segalanya, dari tikus kecil hingga kerbau.

Sebagai predator utama Pulau Rinca, Komodo memiliki gigi melengkung dan bergerigi seperti hiu.

Komodo memiliki racun yang dapat melumpuhkan mangsa hanya dalam hitungan detik dan dapat mencium darah dalam radius 9,6 kilometer.

Pemandu Taman Nasional Komodo, Subarja mengatakan, beberapa komodo tampak terganggu dengan suara pembangunan tersebut.

"Ada beberapa perubahan di sini, jadi kami pemandu ditugaskan untuk melindungi para pekerja," kata Subarja.

"Komodo mungkin merasa ruang mereka agak terbatas," ungkapnya.

"Mereka tidak terbiasa dengan alat berat, jadi ketika mereka terlalu dekat, kami berusaha menjauhkan mereka (Komodo)," paparnya.

Baca juga: Pembangunan Jurassic Park Pulau Rinca Memicu Protes: Seolah-olah Komodo Tidak Suka Pembangunan Itu

Pembangunan Dermaga Huruf Y di Pulau Rinca

Pemerintah berencana membangun dermaga baru "berbentuk Y" untuk kapal wisata.

Diketahui dermaga berbentuk "Y" ini mengacu pada lidah bercabang Komodo.

Struktur beton bundar besar akan dibangun bagi pengunjung, agar dapat berjalan di sekitar taman dan melihat komodo dari dermaga yang ditinggikan.

Lebih jauh, pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan kepada Al Jazeera, pemerintah berencana mengubah cara pandang dunia atas Taman Nasional Komodo.

"Kami ingin masuk ke kategori pariwisata premium kelas dunia," tegas Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Inung Wiratno.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini