Dia menambahkan, komodo tak jauh beda dengan panda yang dihargai di negaranya.
"Ini satu-satunya lokasi di dunia yang memilikinya (komodo)," terangnya.
"Kami tidak merusak apa pun, kami meningkatkan fasilitas dan manajemen pengunjung," paparnya.
Sementara itu, Kepala Taman Nasional Komodo, Kita Awang Nistyantara mengatakan, pihak berwenang setempat telah mempelajari perilaku komodo selama bertahun-tahun.
Mereka yakin perkembangan proyek tersebut tidak akan mengganggu satwa atau mengganggu habitat mereka.
"Pembangunannya dilakukan dengan sangat hati-hati, kami bahkan belum menebang satu pohon pun," katanya.
"Kami selalu pergi dengan para pekerja untuk memastikan satwa liar tidak diganggu," tegasnya.
Baca juga: Pembangunan Jurassic Park Pulau Rinca Memicu Protes: Seolah-olah Komodo Tidak Suka Pembangunan Itu
Merusak Alam
Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1991.
Organisasi budaya yang berbasis di Paris mengatakan kepada Al Jazeera, mereka mengingatkan Indonesia tentang kewajibannya sehubungan dengan pembangunan proyek 'Jurassic Park' di Pulau Rinca itu.
"UNESCO telah meminta informasi dari Pemerintah Indonesia mengenai rencana pembangunan baru ini," kata Organisasi tersebut.
"Dan telah mengingatkan mereka (Indonesia) perlunya penilaian dampak harus diserahkan sebelum rencana diambil,” katanya.
Komentar tersebut dibuat pada akhir Oktober, tetapi pada saat itu, konstruksi sudah berjalan.
Pemerintah membantah tidak memberikan pemberitahuan sebelum pembangunan.