Kemungkinan ketiga, dan yang paling menakutkan, adalah bahwa Trump mengisi posisi-posisi kunci dengan "yes men" dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan meski kalah dalam pemilihan.
Belum ada yang menyebutnya sebagai percobaan kudeta, tetapi jika Trump akan melakukan kudeta, orang pertama yang ingin ia pastikan berada di pihaknya adalah pihak militer.
5. Memberi perintah kepada militer
Trump masih menjadi Panglima Angkatan Bersenjata AS setidaknya selama 68 hari lagi.
Sekarang, diperlukan persetujuan Kongres untuk secara resmi menyatakan perang terhadap negara lain.
Namun di bawah Undang-Undang Kekuatan Perang, Presiden dapatmengerahkan pasukan untuk melakukan tindakan militer hingga 60 hari tanpa persetujuan.
Jadi secara teknis, Presiden masih bisa mengeluarkan perintah kepada militer dan berkomitmen untuk bertindak di negara lain selama beberapa bulan sebelum lengser.
Perwira militer hanya bisa megelak perintah jika mereka yakin bahwa perintah itu "ilegal" atau "tidak bermoral".
Bahkan dalam situasi itu, satu-satunya pilihan mereka adalah mundur dan membiarkan orang lain melaksanakan perintah tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)