Amerika Serikat dapat memiliki dua vaksin yang disahkan untuk penggunaan darurat pada bulan Desember dengan sebanyak 60 juta dosis vaksin tersedia tahun ini.
Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO mengatakan, hasil Moderna “cukup menggembirakan”.
Dia menerangkan, profil kemanjuran dan keamanan akhirnya masih diperlukan, serta tindak lanjut pada peserta uji coba selama dua bulan untuk efek samping apa pun.
"Vaksin kandidat Pfizer dan Moderna sama-sama menggunakan teknologi mRNA dan tampaknya mencapai kemanjuran yang tinggi," tambahnya.
“Tetapi masih banyak pertanyaan yang tersisa tentang durasi perlindungan, dampak pada penyakit parah, dampak pada sub-populasi yang berbeda terutama para lansia," kata Swaminathan.
Baca juga: Rusia Yakin Vaksin Covid-19 Sputnik Efektif 92%, Lebih dari Vaksin Eksperimental Pfizer
Baca juga: Vaksin Pfizer Diklaim Efektif Kurangi Gejala Covid-19, Bakal Masuk Indonesia? Ini Jawaban Satgas
Selain itu, tambahnya, masih ada pula pertanyaan mengenai 'kejadian buruk' yang terjadi setelah jangka waktu tertentu,”
"Uji klinis harus terus mengumpulkan lebih banyak data" katanya.
Lalu, dia menambahkan lebih banyak hasil diharapkan dalam beberapa minggu mendatang dari uji coba vaksin lainnya.
“Kami melihat setidaknya paruh pertama tahun ini sebagai periode dengan dosis yang sangat terbatas," ungkapnya.
"Suplai akan dibatasi, ada kesepakatan bilateral yang telah dilakukan banyak perusahaan, banyak sekali dosis yang sudah dipesan oleh beberapa negara, ”kata Swaminathan.
“Kami akan sangat hati-hati melihat kemudahan di mana berbagai vaksin dapat diberikan dan tentunya tentang jumlah dosis yang diperlukan,” kata Kate O'Brien, direktur departemen imunisasi WHO.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)