Namun, serangkaian skandal korupsi yang melibatkan Chen, keluarganya dan anggota senior DPP telah mencoreng citra partai dan menjadi penyebab utama kekalahannya pada pemilihan presiden Maret 2008.
Angin perubahan terjadi setelah Ma Ying-jeou dari Partai Kuomintang meraih kemenangan telak dengan platform meningkatkan perekonomian, terutama melalui hubungan dagang yang lebih erat dengan Beijing.
Hubungan antara Taiwan dan China membaik secara dramatis sejak Ma menjabat presiden, sebagai dampaknya, penerbangan langsung antara kedua wilayah itu pun diluncurkan dan diikuti dengan langkah-langkah untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Perjanjian Kerjasama Kerangka Ekonomi ditandatangani pada 2010 untuk mengurangi hambatan komersial dan pada Februari 2015 lalu, kedua pemerintah mengadakan pembicaraan berlangsung di Nanjing.
Namun, sentimen publik justru berbalik melawan KMT karena khawatir dengan semakin dominannya pengaruh China.
Pada musim semi 2014, sekitar 200 mahasiswa menduduki parlemen selama lebih dari tiga minggu yang dikenal sebagai Gerakan Bunga Matahari untuk menentang pakta perdagangan yang kontroversial.
KMT menderita kekalahan terburuk dalam pemilu lokal pada November 2014 lalu dan terpaksa untuk menggantikan calon presiden mereka pada Oktober 2015 lalu akibat pandangan yang terlalu pro-China.
China secara resmi menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu reunifikasi, mengancam untuk menyerang jika Taiwan secara resmi menyatakan kemerdekaan.
Taiwan kehilangan keanggotaan PBB pada 1971 dan 16 kali upaya untuk bergabung kembali dengan organisasi dunia tersebut selalu diganjal oleh Beijing.
Hanya 23 negara secara resmi mengakui Taiwan dan kedua belah pihak saling tuduh menggunakan "diplomasi dolar" untuk merayu negara lain agar menjadi sekutu mereka.(TribunNetwork/mal/reuters/jok/wly)