Pada akhir Mei ini, Goita yang menjabat sebagai Wakil Presiden transisi Mali melakukan kudeta lagi.
Dia menuduh Presiden sementara Bah Ndaw dan Perdana Menteri Moctar Ouane gagal berkonsultasi dengannya tentang perombakan kabinet.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, kudeta Mei lalu di Mali, menandai siklus konflik berkelanjutan di negara Afrika Barat itu selama lebih dari satu dekade.
Pasca-pengumuman kudeta, pemerintah Prancis mengatakan siap memberikan sanksi pada pihak-pihak dalam kudeta.
Baca juga: Mali Kembali Dikudeta, Wakil Presiden Gulingkan Presiden dan Perdana Menteri
Baca juga: Ratusan Aktivis Antikudeta Myanmar Gelar Unjuk Rasa Lagi: Kami Tidak Takut Covid-19 dan Junta
Mali merupakan negara di Afrika Barat, yang sempat menjadi jajahan Prancis.
Kebencian pada peran Prancis dalam urusan Mali juga telah memicu pergolakan politik.
Kudeta ini, dilaporkan The Guardian, berpotensi menambah ketidakstabilan Mali.
Di mana, di negara ini banyak kelompok terkait dengan al-Qaeda dan ISIS menguasai sebagian besar wilayah gurun di utara.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)