Sebelumnya pada hari Selasa (2/11/2021), pihak berwenang di Addis Ababa mengatakan kepada penduduk untuk mendaftarkan senjata mereka dalam dua hari ke depan dan bersiap untuk mempertahankan kota.
Baca juga: Saksi Mata Ungkap Pria Bersenjata Bunuh 30 Orang dalam Serangan di Ethiopia Barat
Baca juga: Konflik Ethiopia: Apa yang Dipertengkarkan dan Mengapa?
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengirim pasukan ke Tigray pada November 2020 sebagai tanggapan atas apa yang dia katakan sebagai serangan terhadap kamp militer oleh TPLF.
Sebaliknya TPLF mengatakan pemerintah federal dan sekutunya, termasuk Eritrea, melancarkan serangan terkoordinasi terhadapnya.
Abiy menjanjikan kemenangan cepat, tetapi pada akhir Juni, para pejuang Tigrayan berhasil menyusun kembali kekuatan dan merebut sebagian besar wilayah tersebut. Pertempuran telah menyebar ke daerah tetangga Afar dan Amhara.
Pada hari Selasa, Utusan Khusus AS untuk Tanduk Afrika itu, Jeffrey Feltman, mengecam kampanye militer TPLF yang meluas.
“Kami secara konsisten mengutuk perluasan perang TPLF di luar Tigray dan kami terus menyerukan TPLF untuk mundur dari Afar dan Amhara,” kata Feltman.
Baca juga: Perang Saudara Melanda Ethiopia: Ini Penyebab dan Kronologi Konflik di Negara Itu
Baca juga: Deretan Fakta Unik Ethiopia, Negara yang Memiliki 13 Bulan dalam Setahun
“Namun, perluasan perang dapat diprediksi dan tidak dapat diterima mengingat bahwa pemerintah Ethiopia mulai memotong bantuan kemanusiaan dan akses komersial ke Tigray pada Juni yang berlanjut hingga hari ini meskipun kondisi kelaparan yang dilaporkan meluas,” katanya.
Secara terpisah, pemerintah AS mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan mencabut hak istimewa perdagangan ke Ethiopia, termasuk akses bebas bea ke ekspor Ethiopia.
"Karena, pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang diakui secara internasional,” katanya..
Langkah itu memberikan pukulan baru bagi ekonomi Ethiopia, yang sudah berada di bawah tekanan dari meningkatnya biaya perang dan dampak pandemi Covid-19.
Konflik tersebut telah memicu krisis kemanusiaan yang telah menyebabkan ratusan ribu orang menghadapi kondisi seperti kelaparan, menurut PBB.
Baca juga: Konflik Ethiopia: Pemberontak Tigray Diduga Hancurkan Bandara, Diberi 72 Jam untuk Menyerahkan Diri
Ribuan orang tewas dan lebih dari 2,5 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)