TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di London, Inggris mengungkap 20 gejala utama varian Omicron Covid-19 dan berapa lama gejala itu dapat bertahan.
Seperti dilansir Mirror, aplikasi ZOE COVID Study mengumpulkan data dari lebih dari 4,7 juta pengguna publik untuk melacak informasi tentang virus, dari gejala hingga tempat yang paling umum.
Studi ini mencakup komunitas besar yang melaporkan tentang Covid secara global dan memungkinkan pengumpulan informasi yang tepat tentang variannya.
Informasi terbaru mengungkapkan lima gejala teratas yang ada di aplikasi, yaitu pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Gejala itu berbeda jauh dari gejala varian Aplha, varian Covid-19 di awal pandemi, yang mencatat "batuk" sebagai gejala umum teratas.
Baca juga: Menkes Sebut DKI Jakarta Jadi Medan Pertama Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 karena Omicron
Baca juga: Ikatan Dokter Indonesia Prediksi Puncak Omicron Terjadi Februari 2022, Masyarakat Diminta Waspada
Gejala lain di 20 teratas yang paling sering dilaporkan yaitu suara serak, menggigil, kabut otak, merasa pusing, tidak nafsu makan dan merasa sedih.
Namun, bukan berarti tidak ada gejala lain selain yang disebutkan di atas.
Gejala-gejala tersebut hanyalah gejala yang paling banyak dilaporkan dalam penelitian ini.
Selain itu, gejala pada varian Omicron tampaknya muncul lebih cepat daripada Delta, dengan masa inkubasi yang lebih pendek juga.
Orang dengan varian Omicron cenderung mengalami gejala dalam dua hingga lima hari setelah terpapar.
Profesor Tim Spector, yang mengerjakan penelitian ini, mengatakan:
"Lebih dari 50 persen orang dengan gejala seperti pilek telah membuktikan positif Covid-19 dengan tes PCR."
"Akan menarik untuk melihat apakah ini berubah ketika sekolah kembali."
Baca juga: Jelang Olimpiade Musim Dingin, Beijing Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron
Baca juga: IDI Minta Pintu Kedatangan Luar Negeri Diperketat Cegah Lonjakan Kasus Omicron
"Gejala-gejala ini memiliki durasi yang lebih pendek daripada di Delta."